Shruti Srivastava - Bloomberg News
Bloomberg, India menyatakan berharap dapat mengamankan kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari ke depan, di tengah ancaman negara Asia Selatan itu untuk mengenakan tarif balasan.
Pemerintah India mempertimbangkan untuk mengenakan bea masuk terhadap sejumlah produk asal AS sebagai respons atas kenaikan tarif Washington terhadap mobil dan komponen otomotif. Hal ini menandakan sikap New Delhi yang semakin tegas meski kedua negara tengah berpacu untuk merampungkan kesepakatan dagang sementara.
“Perjanjian perdagangan bebas hanya mungkin terwujud jika saling menguntungkan kedua negara,” kata Menteri Perdagangan India, Piyush Goyal, kepada wartawan di New Delhi, Jumat (4/7/2025). Ia menegaskan bahwa India akan bernegosiasi berdasarkan “persyaratannya sendiri” tanpa terpengaruh oleh “tenggat waktu”.
India berpendapat bahwa kenaikan tarif AS tersebut merupakan langkah “perlindungan” untuk melindungi industri dalam negerinya, namun justru berdampak tidak adil bagi para eksportir India.
Langkah perlindungan yang ditempuh AS diperkirakan akan memukul impor asal India senilai US$2,9 miliar per tahun, dengan beban tarif mencapai US$723,75 juta. “Sebagai tanggapan, usulan India untuk menangguhkan konsesi akan menghasilkan jumlah bea masuk setara yang dikumpulkan dari produk-produk asal AS,” demikian menurut pemberitahuan yang dikirim ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Perlu dicatat, India sebelumnya juga pernah mengancam akan mengenakan tarif balasan, namun belum pernah benar-benar memberlakukannya. Langkah terbaru ini bisa jadi merupakan taktik negosiasi, seiring upaya kedua pihak untuk merampungkan kesepakatan sebelum tarif timbal balik mulai diberlakukan.
Kedua negara disebut-sebut hampir menyepakati perjanjian dagang sementara sebelum tenggat 9 Juli, saat tarif baru AS mulai berlaku. Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan Washington akan mulai memberi tahu mitra dagang terkait tarif baru atas ekspor mereka yang efektif berlaku 1 Agustus.
Langkah India ini muncul seiring sikapnya yang semakin tegas dalam beberapa pekan terakhir. Negara tersebut enggan menandatangani kesepakatan yang tidak mencakup akses sektor tertentu maupun tarif timbal balik atas ekspornya, seperti diberitakan Bloomberg News sebelumnya. New Delhi juga membantah pernyataan Trump yang menyebut perdagangan digunakan sebagai alat untuk memediasi gencatan senjata dengan Pakistan baru-baru ini.
Bulan lalu, India secara resmi meningkatkan tantangannya dengan meminta konsultasi dengan AS di WTO terkait tarif 25% yang dikenakan Amerika terhadap kendaraan penumpang, truk ringan, dan sejumlah suku cadang otomotif.
(bbn)































