Industri Hilir Nikel Rentan Tak Kompetitif Lagi, Efek BMAD China
Mis Fransiska Dewi
03 July 2025 13:10

Bloomberg Technoz, Jakarta – Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mengatakan daya saing produk turunan nikel dari Tanah Air akan tergerus akibat kebijakan bea masuk antidumping (BMAD) baja nirkarat sebesar 20,2% dari China hingga 5 tahun ke depan.
“Pengenaan bea masuk produk stainless steel ini berpotensi mengurangi daya saing produk Indonesia dikarenakan margin keuntungan yang berkurang,” kata Ketua Umum Perhapi Sudirman Widhy Hartono saat dihubungi, Kamis (3/7/2025).
Pabrik baja nirkarat dan smelter nikel pirometalurgi berbasis rotary kiln electric furnace (RKEF) di Indonesia selama ini sudah mengalami tekanan biaya produksi yang tinggi akibat turunnya harga nikel dan lesunya permintaan dari negara importir utama, yaitu China.
Jika situasi tersebut diperparah dengan pengenaan BMAD oleh Negeri Panda, lanjut Sudirman, tidak menutup kemungkinan makin banyak smelter nikel RKEF di Indonesia yang akan menurunkan produksinya.
“Hal ini berpotensi menekan volume ekspor [produk turunan nikel], serta perolehan devisa dari ekspor,” ujarnya.
































