Logo Bloomberg Technoz

“Bagaimanapun, kami menganggap tarif mobil 25% tidak dapat diterima.” 

Tarif otomotif menjadi titik kritis dalam negosiasi bilateral karena Washington berfokus pada defisitnya di sektor tersebut, sementara Tokyo mencoba melindungi pilar ekonomi utamanya. Setelah enam putaran perundingan selama lebih dari dua bulan, kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan apa pun mengenai tarif.

Dari 3,3 juta mobil yang dibuat di AS, sekitar 300.000 dikirim dari AS ke negara lain, yang juga membantu menghasilkan surplus perdagangan bagi AS, menurut Akazawa.

Namun, surplus perdagangan Jepang dengan AS tahun lalu mencapai ¥8,6 triliun (US$59,4 miliar), yang merupakan rekor terbesar kelima. 

Sekitar 82% dari selisih tersebut disebabkan oleh mobil dan suku cadang mobil. Perbedaan tersebut telah menempatkan negara tersebut dalam bidikan Trump saat ia mencoba mengurangi defisit perdagangan AS menggunakan tarif.

Akazawa menuju ibu kota AS setelah Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Presiden AS Donald Trump minggu lalu gagal mencapai kesepakatan mengenai tarif AS yang lebih tinggi di KTT G7. 

Seperti halnya negara-negara lain, Jepang menghadapi kombinasi tarif yang berlaku secara menyeluruh dan tarif sektoral. Tarif yang berlaku secara menyeluruh akan naik dari 10% menjadi 24% pada tanggal 9 Juli jika tidak ada kesepakatan, sedangkan tarif sektoral terdiri dari pungutan sebesar 25% untuk mobil dan suku cadang mobil serta tarif sebesar 50% untuk baja dan aluminium.

Tokyo tetap pada pendiriannya bahwa mereka akan mencoba menyelesaikan semua sengketa tarif sekaligus dengan paket yang juga membahas tarif sektoral. Akazawa pada hari Kamis mengatakan bahwa dia akan mengingat batas waktu 9 Juli sementara dia menyuarakan kehati-hatian atas pelemahan posisi negosiasinya dengan menetapkan batas waktu yang tegas.

(bbn)

No more pages