Logo Bloomberg Technoz

Direktur Utama BEI Iman Rachman menyatakan salah satu opsi yang dibahas adalah memajukan waktu pembukaan perdagangan menjadi pukul 08.00 WIB agar lebih sesuai dengan zona waktu investor Asia, atau menutup lebih lambat hingga pukul 17.00 WIB untuk mengakomodasi pelaku pasar dari Eropa.

"Kami juga mempertimbangkan kemungkinan perpanjangan di kedua sisi, baik pagi maupun sore, dan evaluasi internal ini ditargetkan selesai dalam tiga bulan ke depan," ujar Iman dalam keterangannya, dikutip Senin (16/6/2025).

Saat ini, jam perdagangan BEI berlangsung selama tujuh jam, yakni dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB. Perpanjangan jam perdagangan dinilai berpotensi meningkatkan volume transaksi sekaligus memberikan ruang bagi investor untuk merespons perkembangan global secara lebih cepat dan real-time.

2. Pertimbangkan Sesuaikan Jumlah Satuan Lot Saham

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengungkapkan kemungkinan untuk melakukan penyesuaian satuan perdagangan atau lot saham. Bahkan, ia mengungkapkan potensi untuk menjadikan 1 lot saham menjadi 1 saham.

Jeffrey mengatakan kemungkinan tersebut mengikuti bursa-bursa saham global seperti bursa efek London dan Korea yang telah menerapkan 1 lot saham adalah satu lembar saham.

"Tentu kami juga melihat apa yang dilakukan oleh atau apa yang sedang berlaku di bursa-bursa lain. Misalnya ada bursa yang sekarang itu 1 lotnya adalah 50 lembar. Tetapi ada juga bursa-bursa yang 1 lotnya adalah 1 lembar," kata Jeffrey kepada wartawan di Bursa Efek Indonesia, Kamis (19/6/2025).

Penyesuaian 1 lot saham yang mulanya sebesar 100 lembar saham turun menjadi 1 lembar saham merupakan kemungkinan terbesar menurut Jeffrey. Meskipun hal ini belum dapat dipastikan karena masih dalam proses kajian dari bursa.

"Yang paling rasional adalah itu [penurunan]. Dan kalau kita melihat tren yang ada di global, kalau ada perubahan yang paling memungkinkan adalah turun, bukan naik," imbuhnya.

3. Kode Domisi Dibuka Parsial, Berlaku Pekan Depan 

BEI menyatakan pembukaan informasi kode domisili investor pada sesi I perdagangan tinggal menunggu waktu. Jeffrey mengatakan, implementasi kebijakan ini sudah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut Jeffrey, saat ini BEI tengah menyelesaikan pembuatan sistem pelaporan yang akan digunakan untuk menampilkan data tersebut secara real-time.

"Tinggal implementasi. Di akhir sesi I akan diberikan informasi tambahan itu," kata Jeffrey di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (19/6/2025). 

Ia menambahkan, implementasi penuh ditargetkan bisa dimulai bulan depan.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa rencana ini merupakan bagian dari upaya BEI dalam meningkatkan transparansi dan likuiditas perdagangan saham.

Inarno menyebut, ke depan, informasi kode domisili beserta aktivitas transaksinya akan didistribusikan kepada publik pada dua waktu, yakni setelah sesi I dan akhir sesi perdagangan.

"OJK senantiasa mendukung inisiatif penyempurnaan mekanisme perdagangan dan tetap melakukan reviu secara berkala atas efektivitas implementasi kebijakan tersebut untuk menjaga pasar yang teratur, wajar, dan efisien," ujarnya.

(ros)

No more pages