Kelompok peretas bernama World Leaks, yang sebelumnya dikenal Hunters International, disebut-sebut berada di balik serangan tersebut, menurut Le Temps.
Chain IQ mengkonfirmasi pada hari Rabu bahwa mereka dan 19 perusahaan lain telah menjadi sasaran serangan, tanpa menyebutkan data apa saja yang terkena dampaknya.
Nomor telepon Chief Executive Officer (CEO) Sergio Ermotti juga termasuk di antara informasi yang bocor, kata surat kabar itu. Data tersebut dilaporkan juga mencakup alamat dan detail karyawan seperti lantai tempat mereka bekerja.
UBS tidak mengkonfirmasi sifat informasi yang hilang dalam serangan tersebut.
Bank swasta Swiss, Pictet, juga menjadi sasaran, tetapi bank tersebut mengatakan bahwa data yang bocor hanya terbatas pada informasi faktur dengan beberapa pemasok dari beberapa tahun terakhir.
“Informasi yang diperoleh melalui serangan siber pada sistem ChainIQ tidak mengandung data klien Pictet,” kata bank tersebut.
(bbn)