Lelang SUN kemarin mencatat kenaikan animo 5% dengan incoming bids sebesar Rp81,03 triliun. Para investor terindikasi menyerbu SUN tenor panjang dan menurunkan minat untuk tenor pendek.
Penawaran masuk untuk seri FR0104, misalnya, yang bertenor 5 tahun, turun hingga 30,04% dalam lelang kemarin menjadi Rp20,23 triliun. Sedangkan penawaran masuk untuk FR0106 bertenor 15 tahun naik dua kali lipat dibanding lelang sebelumnya, menjadi Rp13,64 triliun.
Pergeseran minat investor di pasar perdana itu, direspon oleh Kementerian Keuangan dengan menaikkan nilai penerbitan seri FR0106 menjadi Rp7,6 triliun, atau naik 70,8% dari sesi sebelumnya. Pada saat yang sama, nilai penerbitan seri FR0104 dan FR0103 turun masing-masing 10,3% dan 7,4%.
Minat investor yang naik sedikit dalam lelang kemarin, juga adanya pembayaran utang jatuh tempo dari seri FR0081, diperkirakan telah mengurangi nilai Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah dari Rp808,7 triliun pada Mei menjadi Rp664,4 triliun.
Hal itu diduga mendorong Kementerian Keuangan menaikkan nilai penerbitan SUN dalam lelang kemarin, melampaui target indikatif yaitu dari Rp28 triliun menjadi Rp30 triliun.
IHSG kecipratan
Dalam perdagangan kemarin, ketika rupiah terpeleset di zona merah akibat sentimen geopolitik global yang memburuk, saham dan surat utang domestik melenggang ke zona hijau.
Menutup perdagangan Selasa, IHSG menguat 0,54%, di tengah capaian bursa regional yan mayoritas terpeleset di zona merah, kecuali bursa saham Jepang, Taiwan serta Singapura dan Filipina.
Penguatan IHSG kemarin juga mengakhiri kemerosotan selama empat hari perdagangan terakhir dengan investor asing kembali berbelanja dengan nilai net buy Rp259,54 miliar.
Sedangkan di pasar surat utang negara, mayoritas yield SUN bergerak turun terutama tenor pendek 1Y dan 2Y yang terpangkas 4,6 bps dan 3,8 bps. Sedangkan tenor 10Y juga turun 1,8 bps.
Penurunan yield tenor pendek di pasar sekunder, sepertinya juga didorong oleh oleh spekulasi penurunan BI rate besok oleh Bank Indonesia.
Konsensus pasar memang memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan besok. Akan tetapi, sebagian ekonom terutama dari bank asing memprediksi bank sentral mungkin akan memangkas bunga acuan sebanyak 25 basis poin, di tengah inflasi yang melandai dan kinerja rupiah yang relatif stabil belakangan.
Limpahan likuiditas segar tersebut mungkin bisa mendukung hijau pasar lagi hari ini di tengah sentimen global yang masih buruk dengan kekhawatiran keterlibatan AS dalam konflik Israel-Iran.
(rui)




























