Logo Bloomberg Technoz

"Berkat modifikasi hulu ledaknya, Haj Qassem bisa bermanuver untuk menembus sistem rudal pertahanan udara," bunyi laporan media Iran, Tasnim pada 5 Mei lalu, saat diluncurkan secara resmi.

Rudal yang dinamai sesuai nama Jenderal Qassem Soleimani, mantan komandan pasukan elite Quds dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang tewas dalam serangan drone di Irak atas perintah Presiden Donald Trump pada 2020, ini menggunakan bahan bakar padat.

Versi terbaru dari rudal Martyr Haj Qassem ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi canggih yang memungkinkannya mengenai sasaran secara tepat dan melawan peperangan elektronik.

Iran juga mengatakan Haj Qassem ini mampu mengidentifikasi target tertentu di antara beberapa target, tanpa bergantung pada GPS.

Rudal Iran Haj Qasem (Dok. Tasnim)

Dengan bobotnya yang mencapai tujuh ton, rudal ini mampu membawa muatan hingga 500 kg. Juga diklaim memiliki kecepatan masuk atmosfer mencapai Mach 11.

Dengan kecepatan saat menghantam target di kisaran Mach 5, rudal balistik ini mampu menjangkau target sejauh 1.200 kilometer.

Rudal ini juga dipersenjatai dengan kendaraan masuk kembali yang bisa bermanuver (Maneuverable Reentry Vehicle/MaRV), dilengkapi sistem pencari optik dan inframerah, serta navigasi inersia.

Iran telah berulang kali mengklaim kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara regional, dengan mengatakan bahwa doktrin pertahanan Republik Islam sepenuhnya didasarkan pada pencegahan.

(ros)

No more pages