Pecahan sayap dan bagian mesin lainnya berada di dekatnya, bersama dengan pakaian dan tas yang hancur. Bau tajam puing-puing yang terbakar tercium di udara.
"Ledakan itu sangat dahsyat sehingga tidak seorang pun dapat mendekati lokasi pada awalnya," kata Rajesh Patel, seorang pengusaha real estate berusia 56 tahun.
Dia sedang dalam perjalanan pulang untuk makan siang pada Kamis sore, tetapi malah menghabiskan tujuh jam berikutnya untuk membantu mengeluarkan jenazah dari reruntuhan bersama dengan petugas penyelamat.
"Pemandangannya mengerikan, dengan jenazah berserakan di mana-mana," ujar Patel.
Sekitar 150 hingga 200 orang, termasuk mahasiswa dan pekerja, berada di dalam gedung asrama perguruan tinggi kedokteran ketika bencana terjadi, surat kabar Hindustan Times melaporkan.
"Kami mengumpulkan jenazah menggunakan tas dan pakaian, dan kemudian menggunakan kain sari dan karung," kata Patel.
"Operasi penyelamatan berlanjut hingga pukul 9 malam, di mana saya sendiri mengumpulkan sekitar 50 jenazah."
Jumlah korban tewas resmi akan diumumkan hanya setelah verifikasi DNA, menurut Amit Shah, Menteri Dalam Negeri Federal India.
Menteri penerbangan India K Ram Mohan Naidu akan mengadakan jumpa pers Sabtu (14/6/2025) sore yang mungkin berisi beberapa perincian tentang penyelidikan kecelakaan itu.
Penyelidikan Diintensifkan
Lokasi kecelakaan pada Sabtu pagi ditutup setelah operasi penyelamatan berakhir dan penyelidikan diintensifkan.
Para ahli dari Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara dan Boeing, serta beberapa otoritas penerbangan sipil, telah mensurvei lokasi tersebut.
Para penyelidik sedang menyisir reruntuhan untuk menentukan apa yang menyebabkan jatuhnya Boeing Co Dreamliner. Salah satu dari dua kotak hitam dari pesawat telah ditemukan, kata Kementerian Penerbangan India pada Jumat (13/6/2025).
Komunikasi terakhir dari kapten penerbangan Sumeet Sabharwal kepada kontrol lalu lintas udara adalah "Mayday...tidak ada daya dorong, kehilangan daya, tidak dapat mengangkat," surat kabar Telegraph Inggris melaporkan.
Penerbangan itu membawa 12 awak dan 230 penumpang, yang sebagian besar adalah warga negara India dan Inggris.
Azaz Vohra, 29 tahun, telah menunggu di luar rumah sakit setempat sejak Kamis malam untuk mengambil jenazah sepupunya dan dua kerabat lainnya, termasuk seorang anak.
"Kami telah mengantar Yasmin Vohra, bibi saya, sepupu Parvez Vohra, dan putrinya yang berusia empat tahun Zuveria Vohra di bandara pada hari Kamis," kata Vohra.
Sepupu Vohra telah mengunjungi India untuk perawatan gigi, membawa serta putri bungsunya sementara istri dan putri sulungnya tetap tinggal di Inggris, katanya.
"Kami belum menerima kabar terbaru dari pihak rumah sakit," kata Vohra, sambil menunjukkan foto-foto kerabatnya di telepon genggamnya.
Ahmedabad adalah kota terbesar di negara bagian asal Perdana Menteri India Narendra Modi, Gujarat. Sekolah bisnis utama negara itu juga terletak di sana. Modi mengunjungi lokasi kecelakaan pada hari Jumat dan bertemu dengan satu-satunya korban selamat dari penerbangan Air India.
"Tiga puluh detik setelah lepas landas, terdengar suara keras," kata Ramesh Vishwaskumar, yang duduk di baris pertama kelas ekonomi, kepada wartawan setempat, menurut surat kabar Hindustan Times. Dia keluar tanpa bantuan dari pesawat yang terbakar.
"Ada mayat di sekitar saya. Saya takut. Saya bangun dan berlari. Ada serpihan pesawat di mana-mana," katanya. Media mengidentifikasi dia sebagai warga negara Inggris berusia 40 tahun, dari kota Leicester.
Jenazah-jenazah dikeluarkan secara berkelompok pada Jumat dari ruang otopsi rumah sakit. Mahasiswa kedokteran diliputi emosi saat menerima jenazah teman-teman yang telah meninggal.
Di lokasi kecelakaan, dikelilingi oleh puing-puing yang terbakar dan serpihan pesawat yang berserakan, seorang wanita yang mengidentifikasi dirinya sebagai Babhiben duduk dalam kesedihan, berduka atas kehilangan cucunya yang masih remaja, Akash. Keluarga telah memberikan sampel darah mereka untuk pencocokan DNA tetapi belum menerima jenazahnya.
Bocah berusia 14 tahun itu bukanlah penumpang atau penghuni asrama. Dia hanya kebetulan berada di lingkungan tersebut.
(bbn)





























