Logo Bloomberg Technoz

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan operasi militer ke Iran akan terus berlangsung sampai ‘ancaman’ dilenyapkan. Sementara Iran bersumpah akan ada ‘balasan keras’

Akibatnya, harga minyak dunia pun meroket. Kemarin, harga minyak jenis Brent ditutup melonjak 7,5% ke US$ 74,56/barel. Ini menjadi yang tertinggi sejak 2 April atau lebih dari 2 bulan terakhir.

Lonjakan harga minyak akibat seteru Israel-Iran./dok. Bloomberg

Saat harga minyak bumi makin mahal, maka CPO jadi kian menarik. Sebab, CPO adalah salah satu bahan baku utama dalam pembuatan bahan bakar nabati alias biofuel.

Analisis Teknikal

Usai menguat pekan ini, bagaimana ‘ramalan’ harga CPO untuk minggu depan? Berapa saja target yang perlu dicermati pelaku pasar?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih menghuni zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 37. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang berada di posisi bearish

Namun, indikator Stochastic RSI sudah berada di 15. Di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).

Sedangkan indikator Average True Range (ATR) 14 hari ada di 181. Menunjukkan volatilitas harga CPO sepertinya akan rendah.

Pekan depan, ada harapan harga CPO bisa naik lagi. Saat ini harga sudah melewati pivot point di MYR 3.919/ton.

Harga CPO juga sudah berada di atas Moving Average (MA) 10. Jadi, target selanjutnya adalah MA-20 di MYR 4.208/ton. Jika tertembus, maka MA-50 di MYR 4.348/ton bisa menjadi target berikutnya.

Adapun target support terdekat adalah MYR 3.910/ton. Penembusan di titik ini bisa melongsorkan harga CPO ke arah MYR 3.891-3.865/ton.

(aji)

No more pages