Untuk penjualan ke luar negeri atau ekspor, Arsal mengatakan situasinya lebih rumit akibat fluktuasi harga batu bara. Akan tetapi, Bukit Asam disebutnya sudah mengamankan kontrak-kontrak jangka panjang dari para pembeli di luar negeri dengan formula yang sudah disepakati.
“Tentunya untuk 2025, kami harapkan kontrak yang sudah kami jalankan bisa kami lakukan. Jadi, menghadapi gejolak yang terjadi sekarang ini, sampai dengan hari ini Bukit Asam masih melakukan penjualan kurang lebih 40%—45% untuk ekspor, 50%—55% untuk dalam negeri,” kata Arsal.
Penjualan batu bara Bukit Asam pada 2024 terealisasi sebanyak 42,89 juta ton, naik 16% dari tahun sebelumnya atau secara year on year (yoy).
Dari realisasi tersebut, porsi untuk domestik masih mendominasi sebesar 53% sedangkan ekspor 47%.
Dari sisi produksi, perseroan menargetkan 50 juta ton batu bara pada tahun ini, naik dari realisasi tahun lalu sebanyak 43,3 juta ton.
(wdh)

































