Berdasarkan hitungan DEN, salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu diproyeksikan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rentang 0,01—0,26%; menciptakan 0,9—1,9 juta pekerja; menekan kemiskinan dalam rentang 1%—4%; dan menekan ketimpangan (inequality) dalam rentang 1,4%—4,8%.
Dalam sebuah kesempatan, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memprediksi MBG akan menghabiskan anggaran Rp28 triliun setiap bulannya pada 2026. Dengan asumsi tersebut, maka pemerintah diproyeksi akan membutuhkan dana sekitar Rp336 triliun untuk pelaksanaan MBG pada tahun depan.
Dadan menjelaskan, anggaran tersebut diprediksi akan dikeluarkan oleh pemerintah apabila program tersebut dijalankan secara penuh dengan menyasar 82,9 juta penggunanya. “Nanti kalau tahun depan kita butuhnya Rp28 triliun per bulan,” kata Dadan di Istana Negara, Senin (24/2/2025).
Selain itu, BGN tercatat memiliki pagu indikatif belanja yang paling tinggi dibanding kementerian/lembaga (K/L) lain pada 2026, mengungguli Kementerian Pertahanan dan Kepolisian RI (Polri).
Hal itu termaktub dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2026.
Sebagai gambaran, BGN memiliki pagu indikatif belanja Rp217,86 triliun pada 2026. Perinciannya, anggaran program dukungan manajemen Rp7,45 triliun dan program pemenuhan gizi nasional Rp210,4 triliun pada 2026.
(lav)

































