Bitcoin sepanjang tahun (Year–to–Date/ YtD) telah melejit 18,25%, dengan kapitalisasi pasar mencapai US$2,17 triliun. Pada gilirannya calon kebijakan Donald Trump akan memacu pertumbuhan ekonomi dan mendukung aset-aset berisiko.
Selain itu, diskusi seputar apa yang disebut Rasio Leverage Tambahan (Supplementary Leverage Ratio/ SLR), pengecualian untuk Treasury AS berdampak bullish, tegas Arthur Hayes, pendiri BitMEX, seperti yang dilansir dari Decrypt.
Kepercayaan diri serupa disampaikan Gert van Lagen, analis pasar ternama di keuangan global, menyampaikan bakal ada potensi “gelombang ledakan”. Dirinya bahkan menyampaikan Bitcoin bakal mengalami akselerasi mencapai titik potensial US$325.000 sebelum 5 Juli.
Pada kesempatan terpisah, Rachael Lucas, analis Aset Kripto di BTCMarkets menyampaikan adanya potensi “titik pivot”, berdampak pada momentum Bullish yang lebih pelan, tampak dari indikator RSI dan MACD.
“Walaupun demikian, prospek jangka panjang masih optimis, ada keyakinan yang berkembang di antara para analis dan pelaku pasar bahwa kita mungkin berada di tahap new super cycle,” ungkap dia dilansir dari The Block.
Ditambah lagi, seperti yang diwartakan Bloomberg News, Trump Media and Technology Group Corp. selangkah lebih dekat untuk meluncurkan dana yang diperdagangkan di Bursa yang terkait dengan Bitcoin (ETF Bitcoin), bergabung dengan bidang investasi Aset Kripto yang ramai untuk ritel.
NYSE Group Inc. mengajukan dokumen peraturan pada hari Selasa untuk mendaftarkan Truth Social Bitcoin ETF, menggunakan nama jaringan sosial Presiden Donald Trump.
Trump Media, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Trump, mengajukan permohonan pada Februari untuk merek dagang produk investasi dengan tema yang sesuai dengan prioritas kebijakan presiden, termasuk Bitcoin.
Jika pengajuan disetujui, maka akan bergabung dengan lebih dari 60 ETF AS yang terkait dengan Bitcoin.
“Di satu sisi, ini adalah wilayah yang belum pernah ada sebelumnya dan merupakan dukungan besar terhadap Bitcoin dari perusahaan Trump,” kata analis ETF senior Bloomberg Intelligence, Eric Balchunas.
(fad/wep)