Rencana pengerahan pasukan ini muncul setelah gelombang unjuk rasa memasuki hari kedua, sebagai respons atas operasi Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) di seluruh Los Angeles. ICE mengklaim telah menangkap 2.000 imigran tidak berdokumen dalam sehari sepanjang minggu ini di seluruh negeri, termasuk 118 orang di wilayah LA.
Pihak berwenang berencana mengerahkan pasukan untuk “mengatasi kekerasan dan kerusakan yang terjadi di sekitar lokasi penggerebekan yang menjadi titik kumpul para demonstran,” kata kepala keamanan perbatasan Tom Homan dalam wawancara dengan Fox News’ The Big Weekend Show.
Lebih dari 1.000 pengunjuk rasa mengepung gedung federal di pusat kota LA pada Jumat (6/6/2025), dan aksi lanjutan terjadi Sabtu (7/6/2025) di Paramount, wilayah selatan kota tersebut. Media lokal melaporkan bahwa gas air mata dan granat kejut digunakan untuk membubarkan massa.
Sementara itu, Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) pada Sabtu menuding para pemimpin Partai Demokrat di California, termasuk Newsom dan Wali Kota LA Karen Bass, turut memicu kekerasan.
“Penyerangan terhadap aparat penegak hukum di Los Angeles oleh perusuh tak bermoral sangat menjijikkan, dan Wali Kota Bass serta Gubernur Newsom harus menyerukan agar hal ini dihentikan,” kata juru bicara DHS, Tricia McLaughlin, dalam pernyataannya.
Pada Minggu, Trump menulis di Truth Social bahwa Garda Nasional telah “melakukan pekerjaan luar biasa” sambil kembali mengkritik Newsom dan Bass. Ia juga mengumumkan bahwa “mulai sekarang, MASKER TIDAK AKAN DIIZINKAN digunakan dalam aksi protes,” meskipun belum jelas apakah pemerintah federal memiliki wewenang untuk menetapkan kebijakan semacam itu.
Hukum federal secara tegas membatasi pengerahan militer aktif di dalam negeri. Undang-Undang Posse Comitatus tahun 1878, beserta amandemen dan regulasi pendukungnya, umumnya melarang keterlibatan militer aktif—termasuk Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Marinir—dalam penegakan hukum sipil. Namun, aturan ini tidak berlaku bagi Garda Nasional yang berada di bawah kendali negara bagian.
Newsom mengecam upaya pemerintah federal mengambil alih kendali Garda Nasional California dan menyatakan lewat X bahwa “tidak ada kekurangan aparat penegak hukum di Los Angeles,” serta menyebut pengerahan pasukan ini sebagai “tontonan yang sengaja dibuat.”
“Jangan beri mereka tontonan itu,” katanya. “Jangan gunakan kekerasan. Suarakan secara damai.”
Dalam pernyataan terpisah, Newsom menyebut negara bagian California akan menambah jumlah petugas patroli jalan raya di Los Angeles untuk “menjaga ketertiban.”
Bass menyebut taktik pemerintah federal sebagai cara yang “menebar teror di tengah masyarakat.”
Penindakan Ketat
Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) menyatakan tidak terlibat dalam operasi penegakan hukum imigrasi federal.
“LAPD tidak terlibat dalam penegakan hukum imigrasi sipil,” tulis Kepala Polisi Jim McDonnell di media sosial. “Kami tetap hadir secara nyata di masyarakat untuk menjaga keamanan publik, namun kami tidak akan membantu atau berpartisipasi dalam deportasi massal, maupun mencoba menentukan status imigrasi seseorang.”
Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem memperingatkan bahwa kekerasan terhadap aparat akan ditindak secara hukum. “Kalian tidak akan menghentikan atau memperlambat kami,” tulisnya di X. Wakil Direktur FBI Dan Bongino juga menyatakan telah dilakukan beberapa penangkapan.
ICE berkomitmen akan terus meningkatkan jumlah penangkapan sebagai bagian dari janji Trump untuk menjalankan operasi deportasi terbesar dalam sejarah AS. Presiden juga mengancam akan memotong pendanaan federal untuk California akibat perselisihan soal imigrasi, isu transgender, dan tudingan antisemitisme di kampus-kampus.
Kepala Badan Usaha Kecil (SBA) Kelly Loeffler mengumumkan pada Sabtu bahwa kantornya akan memindahkan kantor regional dari LA, dengan alasan kota tersebut gagal bekerja sama dengan ICE.
“Jika sebuah kota tak mampu melindungi warganya, kami tidak akan tinggal,” tulis Loeffler di X.
(bbn)






























