Bloomberg Technoz, Jakarta - Sepanjang pekan yang pendek di awal bulan Juni, sejumlah kabar pasar masuk jajaran terpopuler, diantaranya keputusan grup bisnis Salim suntuk modal ke perusahaan resto gerai KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). Anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI), Adhi Persada Gedung (APG), yang diduga menunggak gaji karyawan, jadi terpopuler selanjutnya.
Para saham sendiri beroperasi hanya empat hari, 2 hingga 5 Juni 2025, dengan pencapaian di akhir senin akhir, Kamis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertengger di level 7.113,42 atau naik 0,63%. IHSG berada di level terendah pada 7.083,8 (-0,2%) namun berhasil rebound pada Kamis lalu.
Pergerakan pasar pekan ini dipengaruhi aliran keluar dana asing dan disinualir masuk ke pasar saham Korea Selatan (Korsel). Dana asing, seperti data yang dilansir Bank Indonesia (BI), pergi sekitar Rp4,48 triliun. Tekenan outflow asing itu telah menggerus kinerja IHSG dan melemahkan pasar ekuitas 0,8% pada pekan ini.
Di tengah pergerakan tersebut, sejumlah kabar pasar mendapat perhatian besar dari pelaku pasar.
GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membatalkan rencana Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement masuk jadi salah satu kabar pasar yang menyita perhatian pembaca. Pada awalnya GOTO berencana menerbitkan 120,14 miliar saham Seri A (setara 10% modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan). “Sehubungan dengan pertimbangan manajemen GOTO serta kondisi pasar saat ini, GOTO memutuskan untuk tidak melaksanakan private placement,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (2/6/2025).
DNET Milik Anthoni Salim Suntik Modal KFC
Emiten Anthoni Salim, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), resmi menambah penyertaan modalnya di PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). Penyertaan modal DNET dilakukan sejalan dengan aksi korporasi berupa private placement yang dilakukan oleh pemilik jaringan gerai KFC Indonesia tersebut.
Besarnya suntikan dana sebesar Rp40 miliar sehingga porsi kepemilikan Indoritel atas FAST meningkat dari 35,84% menjadi 37,51%. Namun, suntikan modal ini baru merepresentasikan setengah dari total target dana Rp80 miliar yang ingin dihimpun FAST melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
Kepastian Adhi Persada Gedung Soal Tunggakan Gaji
Kabar pasar selanjutnya datang dari klarifikasi anak usaha Adhi Karya terkait tunggakan gaji karyawan. Direktur Utama APG Isman Widodo menyatakan pembayaran gaji tetalah tuntas pada Kamis, 5 Juni 2025, dimana sebelumnya mengalami keterlambatan pada 25 Mei 2025.
Menurut Isman, keterlambatan pembayaran gaji karyawan sebelumnya disebabkan oleh kendala arus kas yang bersifat sementara, sehubungan dengan termin pembayaran proyek dengan nilai tagihan signifikan dari klien swasta APG. Situasi tersebut dikatakan tidak berkaitan dengan kondisi operasional internal, melainkan murni dinamika pencairan proyek di sektor konstruksi.
Prediksi Rupiah di Tengah Kabar Dolar yang Makin Nelangsa

Kinerja the greenback Dolar AS memberi angin penguatan bagi mata uang yang jadi lawannya, tak terkecuali di emerging Asia. Kontrak rupiah Non Deliverable Forward (NDF) di pasar mancanegara kemarin menguat 0,44% dan pagi ini bergerak di makin perkasa di kisaran Rp16.284/US$, dilaporkan 3 Juni 2025 lalu.
Telkom Disebut Berencana Jual AdMedika
Perusahaan negera (BUMN) bidang telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tengah mempertimbangkan untuk menjual AdMedika. Telkom berpeluang melego perusahaan layanan kesehatannya setidaknya US$100 juta (setara Rp1,62 triliun), menurut orang-orang yang mengetahui situasi ini, dilaporkan Bloomberg News 2 Juni 2025. Dalam klarifikasinya, SVP Group Sustainability & Corporate Communication Telkom Ahmad Reza menyampaikan bahwa perseroannya terus mengevaluasi portofolio bisnis untuk menjaga strategi pertumbuhan jangka panjang. Reza enggan berkomentar banyak ihwal isu divestasi bisnis kesehatan tersebut.
(rtd/wep)