Subsidi Upah Kurang Menggigit, Belanja Pemerintah Perlu Digenjot
Redaksi
05 June 2025 12:45

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kebijakan pengucuran sejumlah insentif sebagai bagian dari stimulus perekonomian, menjadi ikhtiar terbaru Pemerintah Indonesia dalam menahan tekanan kelesuan ekonomi domestik di tengah dampak perang dagang yang makin terasa.
Salah satu satu insentif yang dikucurkan adalah pemberian subsidi upah terhadap pekerja yang bergaji maksimal Rp3,5 juta per bulan. Nilai insentif berupa subsidi upah ini memakan anggaran sebesar Rp10,72 triliun, hampir setengah dari total nilai stimulus yang disiapkan sebesar Rp24,4 triliun.
Melalui program tersebut, diperkirakan lebih dari 17 juta pekerja, termasuk guru honorer, akan mendapatkan bantuan upah yang akan diberikan sekaligus untuk dua bulan sebesar Rp600.000 per orang.
Namun, program bantuan upah tersebut dinilai kurang menggigit bila ditujukan untuk mendongkrak daya beli masyarakat. Selain karena nominalnya terbatas, juga karena hanya menjangkau jumlah pekerja yang juga terbatas.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian berpendapat, yang lebih membutuhkan sokongan penguatan adalah kelas menengah. Pasalnya, kelas menengah adalah pendorong utama konsumsi masyarakat. Alhasil, apabila ingin mendongkrak konsumsi, kelas menengahlah yang perlu dibidik.





























