Logo Bloomberg Technoz

Rencanannya, ribuan sumur ilegal itu bakal diberi waktu 4 tahun untuk bisa berproduksi secara legal. Sementara itu, otoritas hulu migas bakal mengevaluasi penerapan pengeboran sumur minyak masyarakat itu secara berkala.

“Mereka akan diterima untuk dijual ke KKKS terdekat, kemudian besok tidak ada lagi kilang yang ngaco itu,” kata Tri.

Berdasarkan hitung-hitungan Kementerian ESDM, potensi tambahan produksi siap jual atau lifting minyak dari sumur masyarakat itu mencapai sekitar 6.000 barel minyak per hari (bopd) sampai dengan 10.000 bopd.

Di sisi lain, Kementerian ESDM saat ini tengah melakukan inventarisasi atas sumur-sumur ilegal di tengah masyarakat sebelum menerapkan aturan anyar tersebut nantinya.

“Nantinya kegiatan sumur masyarakat akan dipayungi di bawah BUMD atau koperasi, yang selanjutnya akan melakukan kemitraan dengan KKKS sehingga tetap di bawah naungan kontrak kerja sama migas,” kata Tri.

Upaya Kerek Lifting Nasional 

Manuver pemerintah untuk melegalkan sumur yang dioperasikan masyarakat itu dilakukan berkaitan dengan upaya untuk mengerek lifting minyak nasional yang kembali melanjutkan tren koreksi beberapa tahun terakhir.

Kendati target lifting dan produksi gas belakangan telah mendekati target yang dipatok dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pada akhir bulan lalu melaporkan realisasi lifting minyak Januari—Maret 2025 telah mencapai 573.900 barel per hari (bph) atau mencapai 94,85% dari target APBN sebanyak 605.000 bph.

Realisasi lifting minyak kuartal I-2025 tersebut juga relatif lebih tinggi dari capaian sepanjang 2024 yang sejumlah 579.700 bph.

Sementara itu, realisasi produksi gas untuk kuartal I-2025 mencapai 985.7000 barel setara minyak per hari, mencapai 97,39% dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar 1juta barel setara minyak per hari.

Realisasi produksi gas ini juga lebih tinggi dari capaian sepanjang 2024 sebesar 978.800 barel setara minyak per hari.

Sri Mulyani menerangkan kinerja lifting migas sepanjang Januari sampai dengan Maret 2025 ditandai dengan tren pelemahan harga minyak mentah dunia.

“Dengan berbagai guncangan tarif dan terjadinya retaliasi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia dan harga minyak melemah,” kata Sri Mulyani.

Adapun, Kemenkeu membeberkan realisasi harga minyak mentah berada di level US$65,3 per barel pada akhir April 2025, atau bergerak ke level US$71,9 per barel sejak awal tahun (year to date). Realisasi harga minyak itu jauh di bawah asumsi yang ditetapkan dalam APBN 2025 di level US$82 per barel.

(naw)

No more pages