Logo Bloomberg Technoz

"Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah menyebabkan banjir dan kerusakan infrastruktur umum. Hal ini terlihat pada turunnya IKK di wilayah-wilayah yang terdampak cuaca ekstrem dan banjir,” tambahnya. 

Tak hanya itu, memasuki tahun ajaran baru 2025/2026 ini banyak responden menyatakan bahwa biaya pendidikan yang meningkat menyebabkan naiknya pengeluaran rumah tangga.

Berdasarkan pendapatan rumah tangga (RT) per bulan, IKK di setiap kelompok RT melemah pada Mei 2025. Penurunan paling besar terjadi pada IKK kelompok RT berpendapatan di atas Rp7 juta/bulan yang turun 14,6 poin MoM.

Selanjutnya, IKK RT berpendapatan hingga Rp1,5 juta/bulan dan RT berpendapatan di atas Rp3 juta-Rp7 juta/bulan masing-masing terkontraksi sebesar 8,8 poin dan 2,8 poin.

Penurunan terkecil dialami IKK RT berpendapatan di atas Rp1,5 juta-Rp3 juta/bulan, yaitu sebesar 2,1 poin. Meski menurun, IKK kelompok RT berpendapatan di atas Rp7 juta per bulan dan RT berpendapatan di atas Rp3 juta-Rp7 juta per bulan masih konsisten bertahan di atas level 100 yang mencerminkan terjaganya optimisme RT di kelompok ini.

Sedangkan, berdasarkan data LPS, Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada bulan Mei 2025 berada di level 79,0, melemah 4,4 poin dari posisi April 2025 lalu. Kata Seto, penurunan intensitas menabung ini karena adanya pengeluaran untuk pendidikan dan membayar cicilan.

Hal ini juga sejalan dengan penurunan komponen IWM sebesar 1,7 poin pada periode yang sama ke level 92,9. Serta Indeks Intensitas Menabung (IIM) yang turun 7,1 poin ke level 65,1.

"Hal ini antara lain berhubungan dengan pengeluaran rumah tangga yang lebih tinggi untuk pendidikan selama masa penerimaan siswa baru dan jelang dimulainya tahun ajaran baru. Selain itu, juga terdapat peningkatan jumlah responden yang mengurangi tabungannya untuk membayar cicilan utang,” pungkasnya.

(lav)

No more pages