Kekuatan sektor manufaktur dalam beberapa bulan mendatang masih diragukan mengingat prospek ekspor yang tidak pasti, terutama karena ketegangan dengan Washington kembali meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Meskipun AS telah menurunkan tarif rata-rata menjadi sekitar 40% setelah pembicaraan di Jenewa, tingkat tersebut masih cukup tinggi untuk mengurangi impor AS dari China sekitar 70% dalam jangka menengah, menurut estimasi Bloomberg Economics.
Meski begitu, pelonggaran tarif telah mendorong lonjakan perdagangan antara China dan AS. Analis yang disurvei oleh Bloomberg menaikkan proyeksi pertumbuhan dan ekspor tahun ini setelah tercapainya kesepakatan di Jenewa, namun mereka masih memperkirakan tekanan deflasi di China akan memburuk, mengingat harga secara luas di ekonomi tersebut telah menurun selama dua tahun berturut-turut.
Produk domestik bruto (PDB) diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,5% tahun ini, berdasarkan survei Bloomberg yang dilakukan pada akhir Mei, masih jauh di bawah target sekitar 5% yang ditetapkan oleh para pembuat kebijakan China. Para ekonom memperkirakan ekspor akan tumbuh 1,1% pada tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya, sebuah peningkatan dari kontraksi 1% yang mereka perkirakan pada bulan April.
(bbn)































