"China yakin AS menyalahgunakan aturan ekspor untuk membendung dan menekan China, yang melanggar hukum internasional dan norma dasar hubungan internasional," kata Kementerian Perdagangan di Beijing dalam pernyataannya, Rabu (21/5/2025), seraya menambahkan hal ini merugikan kepentingan pembangunan dan perusahaan di negaranya.
"Setiap organisasi atau individu yang menerapkan atau membantu implementasi aturan AS" akan menghadapi Undang-Undang Sanksi Anti-Asing dan "harus menanggung hukuman yang sesuai," ujar kementerian tersebut.
2. Tegang Lagi, China Kecam AS soal Larangan Cip AI Huawei
Pemerintah China menuduh pemerintahan Trump merusak kesepakatan dalam pembicaraan dagang terbaru di Jenewa, setelah AS memperingatkan bahwa penggunaan cip kecerdasan buatan (AI) milik Huawei Technologies Co "di mana pun di dunia" dapat dianggap melanggar aturan ekspor Amerika Serikat.
Departemen Perdagangan AS pekan lalu menyatakan mereka akan menerbitkan panduan resmi yang menegaskan bahwa penggunaan cip Huawei seri Ascend merupakan pelanggaran terhadap aturan ekspor pemerintah AS. Departemen tersebut juga menyebut akan mengedukasi publik mengenai "konsekuensi potensial dari penggunaan cip AI buatan AS untuk pelatihan dan inferensi model AI asal China."
3. Taiwan Berencana Dirikan SWF untuk 'Perangi' China
Presiden Lai Ching-te mengatakan Taiwan akan mendirikan Sovereign Wealth Fund (SWF) untuk membantu perusahaan-perusahaan domestik berekspansi secara global—langkah yang akan mempererat hubungan Taipei dengan pasar-pasar di seluruh dunia dan melawan upaya-upaya China yang mengisolasinya.
"Di masa depan, pemerintah akan mendirikan SWF untuk meningkatkan momentum pembangunan ekonomi Taiwan," kata Lai dalam pidatonya di Taipei pada Selasa (20/5/2025) yang menandai setahun masa jabatannya.
Ia menambahkan SWF tersebut akan "sepenuhnya memanfaatkan keunggulan industri Taiwan, di mana pemerintah memimpin dan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta agar menyebar secara global dan menghubungkan target-target pasar utama." Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
4. Panas Lagi, AS Pasang Tarif Impor Komponen Baterai EV dari China
Departemen Perdagangan AS menetapkan bea masuk antisubsidi untuk impor komponen utama baterai dari China, setelah menyimpulkan bahan-bahan tersebut telah disubsidi secara tidak adil.
Penetapan awal departemen ini merupakan tonggak awal dalam kasus perdagangan yang melibatkan pasokan bahan anoda aktif, yakni komponen penting untuk baterai kendaraan listrik (Electric Vehicles/EV), yang mencakup bahan-bahan seperti grafit dan silikon.
Produsen grafit AS termasuk di antara para pemohon yang meminta penyelidikan apakah subsidi besar-besaran dari pemerintah China secara artifisial menurunkan harga dan mempersulit mereka untuk bersaing.
5. Investor Bersiap-siap Usai Moody’s Turunkan Peringkat Kredit AS
Para investor menghadapi awal yang tidak akan mudah pada pekan perdagangan ini dengan kemungkinannya dipicu oleh kabar peningkatan utang pemerintah Amerika Serikat (AS), bukan soal tarif.
Pasar keuangan dibuka kembali di Asia pada hari Senin setelah Moody's Ratings mengumumkan pada hari Jumat malam bahwa mereka memangkas peringkat kredit pemerintah AS. Moody's menurunkan peringkat kredit negara tersebut menjadi Aa1 dari Aaa.
Moody's, yang mengikuti para pesaingnya, menyalahkan presiden dan para anggota parlemen kongres atas membengkaknya defisit anggaran, yang dikatakannya hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda penyempitan.
(ros)






























