Dalam pidatonya, Prabowo juga menyinggung ihwal penyederhanaan regulasi sektor hulu migas guna mempercepat upaya pencapaian swasembada energi.
Menurutnya, potensi migas Indonesia sangat besar, terlebih Indonesia akan melakukan lelang besar-besaran sebanyak 60 wilayah kerja (WK) migas dalam dua tahun ke depan.
Dengan demikian, regulasi termasuk soal perizinan di sektor hulu migas perlu disimplifikasi agar lebih ramah investor.
“[Untuk itu], saya minta badan-badan regulasi [untuk] sederhanakan regulasi. Saya ulangi, sederhanakan regulasi.”
Prabowo tidak menampik selama ini regulasi di sektor hulu migas cenderung rumit. Dia bahkan menyebut Indonesia “ahlinya” membuat regulasi yang menyulitkan diri sendiri.
Atas dasar itu, dia pun mengultimatum akan mencopot pejabat publik yang menyulitkan investor di sektor migas dengan regulasi yang berbelit-belit.
“Pejabat yang tidak mau menyederhanakan regulasi akan saya ganti, akan saya copot. Banyak anak-anak muda yang menunggu diberi kesempatan,” tegasnya.
“Saya minta diubah budaya ‘kalau bisa dibikin susah, kenapa dibikin gambang?’ Ubah cara berpikir seperti ini. Itu tidak boleh lagi kita biarkan di republik kita ini. [...] Dunia berubah, yang lamban, yang malas, yang punya pemikiran aneh-aneh; kita pinggirkan.”
(wdh)































