Pemerintah India belum secara terbuka merinci keterlibatan China dalam konflik tersebut. Meski Pakistan mengatakan mereka menggunakan senjata yang dipasok China, penilaian Kumar—jika benar—menunjukkan keterlibatan China bahkan lebih jauh, dengan memberikan dukungan logistik dan intelijen kepada Islamabad.
Pusat Studi Perang Gabungan menyebut pihaknya sebagai think tank otonom yang fokus pada integrasi dan transformasi angkatan bersenjata India. Dewan penasihatnya meliputi Menteri Pertahanan Rajnath Singh serta komandan militer tertinggi India dan kepala angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan laut.
Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan China menolak berkomentar saat dihubungi pada akhir pekan lalu. Perwakilan Kementerian Luar Negeri India, Kementerian Pertahanan, angkatan bersenjata, dan kantor Perdana Menteri Narendra Modi juga menolak mengomentari laporan ini. Begitu juga dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Informasi Pakistan, tidak membalas pertanyaan yang dikirim melalui email pada Minggu.
Bentrokan ini merupakan yang terburuk antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir ini dalam setengah abad terakhir, di mana kedua pihak saling menyerang melalui udara, pesawat nirawak, dan rudal, serta tembakan artileri dan senjata ringan di sepanjang perbatasan mereka.
Insiden tersebut dipicu oleh pertumpahan darah pada 22 April, yang disebut India sebagai tindakan terorisme yang didalangi Pakistan. Para pemimpin Islamabad membantah terlibat.
Konflik ini menarik perhatian negara-negara besar, di mana Presiden Donald Trump mengaku membantu memediasi gencatan senjata yang dimulai pada 10 Mei—pernyataan yang memicu kemarahan India, yang mengatakan gencatan senjata tersebut dinegosiasikan secara bilateral.
Pada Kamis (15/5/2025), Wakil Perdana Menteri Pakistan mengatakan gencatan senjata diperpanjang hingga kemarin, Minggu (18/5/2025). Sementara itu, Angkatan Darat India mengatakan akan terus berupaya membangun kepercayaan dengan Pakistan.
Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Pakistan, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Ishaq Dar akan mengunjungi China hari ini, Senin (19/5/2025), untuk mengadakan diskusi mendalam "mengenai situasi regional yang berkembang di Asia Selatan dan implikasinya terhadap perdamaian dan stabilitas."
Kumar mengatakan China memanfaatkan konflik ini sebagai ajang uji coba senjatanya. Kinerja sistem pertahanan China berada di bawah rata-rata dan "gagal total" dalam beberapa kasus, kata Kumar, mengutip penilaian militer India. Dia tidak menjelaskan secara spesifik.
Sistem pertahanan India bereaksi dengan baik terhadap pengerahan ratusan pesawat nirawak oleh Pakistan dalam konflik ini, kata Kumar, seraya menambahkan bahwa jaringan sensor terintegrasi India memberikan keunggulan. Ia tidak mengomentari jet tempur J-10C milik China atau klaim Pakistan bahwa mereka telah menjatuhkan pesawat tempur India.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif pada Jumat mengatakan Pakistan menembak jatuh enam jet tempur India, yang belum diverifikasi secara independen. Pemerintah India belum mengomentari apakah mereka kehilangan pesawat dalam pertempuran tersebut.
Senjata-senjata China seperti jet tempur J-10C dan rudal udara-ke-udara PL-15 belum pernah terlihat dalam pertempuran langsung sebelumnya. Penggunaannya juga menimbulkan kekhawatiran di antara para pesaing Beijing di seluruh wilayah, termasuk Taiwan.
Pemerintah China belum mengomentari penggunaan persenjataannya, dan Pakistan belum memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.
Kumar mengatakan rencana India untuk konflik dengan Pakistan kini memperhitungkan kemungkinan bahwa China akan memberikan bantuan kepada Islamabad. China mungkin tidak akan campur tangan atas nama Pakistan kecuali situasinya "kritis," tetapi Pakistan akan memasuki konflik antara India dan China.
'Situasi Dua Front'
"India sekarang memperhitungkan situasi dua front dalam hampir semua perhitungannya," ungkap Kumar. "Apa pun yang dilakukan China hari ini bisa dianggap dilakukan Pakistan besok."
Perselisihan yang sudah berlangsung lama antara India dan Pakistan berpusat di wilayah Kashmir yang disengketakan, wilayah pegunungan yang diklaim kedua negara secara keseluruhan, tetapi dikuasai sebagian.
China sudah lama menjadi pendukung Pakistan sejak Perang Dingin, dan baru-baru ini menginvestasikan miliaran dolar ke negara tersebut melalui program infrastruktur Belt and Road.
Dalam beberapa tahun terakhir, India telah mengalihkan banyak sumber daya militer ke perbatasannya yang disengketakan dengan China, di mana bentrokan tahun 2020 menewaskan 20 tentara India dan sejumlah tentara China yang tidak diketahui jumlahnya.
Baru-baru ini, India dan China telah mengambil langkah maju menuju normalisasi hubungan.
(bbn)































