Dalam seminggu terakhir, indeks ini terpangkas 1%.
Perkembangan di Negeri Paman Sam membuat dolar AS lesu. Akhir pekan lalu, perusahaan pemeringkat (rating agency) Moody’s Rating menurunkan peringkat utang AS dari Aa1 menjadi Aaa. Pembengkakan defisit anggaran yang tanpa pertanda bisa diturunkan menjadi penyebab penurunan peringkat tersebut.
Saat defisit fiskal AS makin dalam, maka kebutuhan pembiayaan pasti meningkat. Pemerintahan Presiden Donald Trump diperkirakan kian masif dalam menerbitkan surat utang.
Akibatnya, pasokan dolar AS akan melimpah. Pada akhirnya, tercipta persepsi bahwa ‘harga’ dolar bakal makin murah.
Emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika mata uang Negeri Adidaya terdepresiasi, maka emas jadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana proyeksi harga emas untuk hari ini? Berapa saja target yang perlu dicermati pelaku pasar?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas sudah kembali ke zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 50,33.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI emas masih tipis saja di atas 50, sehingga boleh dibilang cenderung netral.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 26,42. Menghuni area jual (short) yang masih cukup kuat.
Hari ini, harga emas berpeluang menguat dengan target resisten terdekat di US$ 3.258/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di US$ 3.287/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target support terdekat adalah US$ 3.231/troy ons, yang juga menjadi pivot point. Dari sini, harga emas bisa terpeleset ke arah US$ 3.223-3.218/troy ons.
(aji)





























