Presiden Donald Trump bahkan mengancam akan menekan ekspor minyak Iran hingga "nol" jika tak ada kesepakatan yang dicapai.
Sebagai bagian dari strategi tersebut, Departemen Keuangan AS telah menjatuhkan berbagai sanksi untuk mengganggu aliran minyak mentah dari negara anggota OPEC itu ke pasar utamanya di China.
Sebagian besar minyak tersebut dibeli oleh kilang independen berskala kecil. Kapal, pabrik pengolahan, hingga perusahaan dagang pun turut menjadi sasaran.
CCIC Singapore merupakan anak usaha dari perusahaan milik negara China, China Certification and Inspection Group.
Upaya untuk menghubungi kantor CCIC di China maupun Singapura melalui email dan telepon tidak membuahkan hasil. Situs web perusahaan di Singapura juga sudah tidak dapat diakses.
Seseorang yang ditemui di kantor mereka di Singapura menolak berkomentar.
Perusahaan inspeksi kargo memiliki peran penting namun jarang terekspos dalam dunia perdagangan global.
Mereka menyediakan pengukuran pihak ketiga atas kualitas, kuantitas, dan spesifikasi lainnya dari muatan yang diperjualbelikan, serta menerbitkan sertifikat sebagai bukti kesesuaian barang dengan standar yang ditetapkan.
Menurut para pelaku pasar yang enggan disebutkan namanya karena sensitivitas isu ini, CCIC Singapore selama ini banyak digunakan oleh perusahaan dagang dan pelaku energi besar yang beroperasi di kawasan Singapura dan Malaysia. Namun sejak sanksi dijatuhkan, para pengguna layanan CCIC berlomba mencari alternatif.
Dalam pernyataan resminya, Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) di Departemen Keuangan AS menyatakan bahwa CCIC Singapore kemungkinan besar telah menerbitkan dokumen palsu untuk menyamarkan identitas kapal dan menyebut muatan minyak Iran sebagai crude berat asal Malaysia.
Perairan di sekitar Singapura dan Malaysia dikenal sebagai titik panas aktivitas “dark fleet” — praktik gelap seperti transfer kapal ke kapal — yang kerap digunakan untuk mengaburkan jejak pelayaran dan asal muatan kapal.
OFAC juga menyebut CCIC Singapore memberikan layanan inspeksi dalam transfer kapal ke kapal sekitar 2 juta barel minyak Iran pada akhir tahun lalu.
Minyak tersebut dipindahkan dari kapal yang telah dikenai sanksi, Siri, yang terkait dengan Sepehr Energy — perusahaan yang juga masuk dalam daftar sanksi terbaru AS.
(bbn)
































