"Meskipun lingkungan makro dan regulasi yang dinamis , hasil kuartal pertama dan prospek kuartal kedua kami menyoroti kekuatan portofolio produk kami yang berbeda dan eksekusi yang konsisten yang memposisikan kami dengan baik untuk pertumbuhan yang kuat di tahun 2025," dikutip dari pernyataan resmi perusahaan.
Pendapatan dari segmen pusat data mencapai US$3,7 miliar (Rp61,32 triliun) naik 57% yoy, didorong oleh peningkatan pangsa pasar CPU server dan penjualan GPU AMD Instinct. Namun, secara kuartalan, segmen ini mencatat penurunan 5%, sebagian karena dampak regulasi ekspor baru ke China.
Sementara itu, segmen gaming menghasilkan pendapatan sebesar US$647 juta (Rp10,72 miliar) naik 15% qoq namun turun 30% yoy. Segmen tertanam (embedded) mencatat penurunan pendapatan 3% yoy menjadi US$823 juta (Rp13,64 miliar).
AMD memperkirakan pendapatan kuartal II 2025 akan tetap sekitar US$7,4 miliar, meskipun terdapat penurunan sekitar US$700 juta (Rp11,60 miliar) akibat pembatasan ekspor cip MI308 ke China yang diberlakukan pada April lalu. Sepanjang tahun 2025, AMD memperkirakan dampak dari aturan ini akan mencapai sekitar US$1,5 miliar (Rp24,86 triliun).
Meski begitu, perusahaan optimistis, dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 27%. AMD juga memperkirakan margin kotor non-GAAP kuartal II berada di kisaran 43% karena adanya beban inventaris senilai US$800 juta (Rp13,25 miliar). Tanpa beban tersebut, margin diperkirakan mencapai 54%.
Peluang dari Pelonggaran Regulasi AS
Di tengah tantangan tarif dan pembatasan ekspor, analis menilai AMD mendapat angin segar dari rencana pelonggaran aturan ekspor cip AI oleh pemerintah AS. Kebijakan ini, yang dijadwalkan berlaku mulai 15 Mei, dinilai akan memperkuat posisi AMD di pasar global.
"Tampaknya AS bersiap untuk melonggarkan pembatasan ekspor untuk chip AI yang merupakan bagian dari aturan AI Diffusion yang akan mulai berlaku pada 15 Mei. Ini adalah berita baik bukan hanya untuk AMD tetapi juga segmen secara keseluruhan," kata David Naranjo, Associate Director Counterpoint, dikutip Rabu (14/5/2025).
AMD juga diposisikan secara menguntungkan sehubungan dengan tren pelanggan pusat data. "Inferensi terdistribusi terus menjadi topik hangat dan AMD bersinar di sini karena kekuatannya dalam bandwidth dan kapasitas memori ," kata MS Hwang, Direktur Riset Counterpoint.
(prc/wep)


































