Logo Bloomberg Technoz

Jeda Perang Dagang AS-China, Ekspor Minerba RI Dapat Angin Segar

Mis Fransiska Dewi
14 May 2025 14:10

Sebuah derek membongkar pengiriman batu bara antrasit./Bloomberg-Vincent Mundy
Sebuah derek membongkar pengiriman batu bara antrasit./Bloomberg-Vincent Mundy

Bloomberg Technoz, Jakarta – Meredanya tensi perang dagang Amerika Serikat (AS)-China untuk sementara waktu diyakini dapat mengatrol harga komoditas pertambangan, yang bisa berdampak positif terhadap ekspor mineral dan batu bara (minerba) Indonesia.

Dalam kaitan itu, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar menyebut gencatan tarif antara dua ekonomi terbesar dunia itu dapat memberi napas lega terhadap permintaan komoditas pertambangan.

“Aspek positifnya adalah potensi peningkatan permintaan global. Harga juga akan lebih stabil karena didukung kondisi ekonomi yang kondusif dan aman,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (14/5/2025).

“Bagi Indonesia, ini bisa membuka peluang pasar [ekspor] ke AS, pasar yang kosong, atau sebagai substitusi dari China bisa dimanfaatkan untuk produk Indonesia bisa masuk.”

Seorang pekerja menggunakan mesin bor untuk menggali bijih tembaga di terowongan bawah tanah di tambang tembaga Taymyrsky./Bloomberg-Andrey Rudakov

Hari ini, harga mineral logam andalan Indonesia tercatat kompak menguat di London Metal Exchange (LME). Nikel diperdagangkan di US$15.735/ton, menguat 0,64% dari hari sebelumnya; tembaga di US$9.599,50/ton menguat 0,83%; dan timah di US$32.721/ton naik 0,45%.