Logo Bloomberg Technoz

Valuta Asia Sebagian Tertekan, Rupiah Offshore Kini Rp16.640/US$

Redaksi
13 May 2025 13:35

Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja merapihkan uang dolar AS dan rupiah di gerai penukaran uang di ITC Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tercapainya kesepakatan perdagangan antara dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, telah memantik euforia di pasar keuangan di hampir seluruh penjuru dunia. 

Selain harga saham yang terungkit naik, pamor dolar AS juga kembali bangkit.

Pada penutupan bursa New York Senin kemarin, DXY ditutup menguat 1,44%. Itu menjadi kenaikan terbesar dolar dalam sehari sejak 6 November tahun lalu ketika 'Trump Trade' melanda pasar menyusul kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS.

Namun, kebangkitan dolar AS jelang pembukaan pasar Eropa sore ini, terlihat mulai terkikis seiring dengan pandangan pasar yang menilai meski de-eskalasi trade war terjadi dengan kesepakatan tersebut, dampak pengenaan tarif masih akan pahit bagi perekonomian global.

Indeks dolar AS pagi tadi dibuka lebih lemah namun masih bertahan di kisaran 101,6 siang ini. The greenback yang masih di level tinggi, menggerus sebagian mata uang Asia.