Twidale menilai pelepasan lebih lanjut aliran safe haven bisa mendorong harga turun mendekati US$3.100 per ons.
“Bagi pelaku pasar yang menjual emas dengan ekspektasi kesepakatan dagang membaik, target pertama ada di US$3.100,” kata Twidale.
Selama pembicaraan dagang AS-China terus menunjukkan kemajuan, emas berpotensi menguji batas bawah di kisaran US$3.200 per ons sampai dengan US$3.400 per ons.
Menjelang tekanan pada Senin, investor telah memangkas eksposur di emas.
Hedge fund memangkas posisi beli pada logam mulia ke level terendah dalam lebih dari setahun, seiring optimisme membaiknya prospek negosiasi dagang AS, menurut data terbaru Commodity Futures Trading Commission.
Meski demikian, kekhawatiran atas dampak ekonomi dari perang tarif yang dilancarkan pemerintahan AS baru-baru ini masih menopang kenaikan emas sekitar 25% sepanjang tahun ini.
Harga sempat menyentuh rekor di atas US$3.500 per ons bulan lalu, sebelum terkoreksi dalam beberapa pekan terakhir. Dukungan juga datang dari pembelian agresif bank sentral dan aktivitas spekulatif ritel China.
Sementara itu, gencatan senjata antara India dan Pakistan masih berlangsung pada Minggu kemarin, setelah empat hari bentrokan mendorong kedua negara bersenjata nuklir itu mendekati perang terbuka.
Di sisi lain, investor turut mencermati upaya Donald Trump dalam mendorong perdamaian di Ukraina, selepas Presiden Volodymyr Zelenskiy menantang Vladimir Putin untuk melakukan pembicaraan langsung pekan ini.
Harga spot emas melemah 1,2% ke US$3.286,65 per ons pada pukul 07.41 waktu Singapura. Bloomberg Dollar Spot Index naik 0,1%. Harga perak melemah, palladium menguat, dan platinum relatif stagnan.
(bbn)





























