“Misal bagaimana mengajarkan matematika dengan mengenalkan berbagai benda yang ada di sekitar murid, kemudian ilmu atau rumus teori di dalam matematika."
Menyinggung soal kelemahan kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan, Mu’ti mengiyakan karena AI bisa diakses dengan mudah dan cepat.
“Maka kelemahannya ada dua. Yang pertama bisa jadi informasi yang diperoleh itu belum tentu informasi yang benar, sehingga memang penggunaan AI ini tetap perlu dipandu oleh para guru, mereka yang memahami materi pelajarannya,” katanya.
“Kemudian yang kedua adalah bagaimana penggunaan AI dan gawai ini tetap disinkronkan dengan dorongan untuk mereka membaca, dorongan untuk mereka bisa melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang tidak sepenuhnya bergantung atau hanya menggunakan gawai dan AI itu."
(dec/spt)






























