Logo Bloomberg Technoz

Sedangkan Honda HRV, sebagaimana mobil berbahan bakar fosil, pengguna perlu rutin mengganti oli setiap 5.000 km. Jadi, bila disetahunkan, biaya perawatan Honda HRV berkisar Rp2,4 juta.

Komparasi efisiensi pengeluaran lain yang paling sering menjadi bahan perdebatan adalah bahan bakar pada mobil konvensional BBM atau konsumsi listrik charging pada mobil listrik.

Mobil Honda HRV. (dok Honda Indonesia)

Dengan asumsi penggunaan Kona per hari 70 km dengan perkiraan 12 kali keluar dari garasi, sehingga per bulan 840 km, dan dalam setahun jarak tempuh Kona diasumsikan 10.000 km.

Maka, pemilik Kona perlu menyiapkan anggaran Rp2 juta per bulan untuk beban listrik tambahan supaya daya baterai Kona tetap terisi. Dalam setahun, biayanya bisa Rp24 juta.

Sedangkan konsumsi BBM pada Honda HRV Tipe E, sekitar Rp1,7 juta per bulan atau Rp20,4 juta setahun. Asumsinya, HRV menempuh jarak harian 50 km sehingga dalam sebulan 600 km dan setahun 7.200 km. 

Pemakaian kedua jenis kendaraan, baik Hyundai Kona ataupun Honda HRV relatif sama. Hyundai Kona mengisi daya sekitar 12 kali dalam satu bulan, sedangkan Honda HRV ‘refill’ BBM empat kali.

Penambahan daya listrik rumah

Mobil listrik juga menanggung beban biaya penambahan daya listrik di rumah untuk mendukung ‘home charging’. Terutama bila daya listrik rumah yang dimiliki pemilik mobil listrik saat ini belum memadai untuk mendukung pengisian daya mobil listrik.

Bila pemilik mobil listrik hendak menaikkan daya listrik dari 3.500 VA ke 5.500 VA, ia harus mengeluarkan biaya ekstra Rp2 juta.

Sebenarnya ada opsi selain peningkatan daya, yaitu mendaftarkan pemasangan daya listrik baru yang terpisah dengan daya listrik rumah tangga saat ini. Ini salah satu pilihan jika calon pemilik mobil listrik tidak ingin mencampurkan konsumsi rumah tangga dengan mobil listrik. Cuma, dari sisi biaya, tidak akan jauh berbeda.

Untuk mobil Honda HRV penambahan biaya listrik tidak perlu dilakukan karena suplai tenaga untuk mobil cuma dari BBM, tidak membutuhkan listrik. 

Mobil Hyundai Kona Electric. (dok hyundai.com/id)

Bagaimana dengan beban pajak? Hyunadi Kona Facelift terkena pajak sekitar Rp1,2 juta per tahun. Pajak mobil listrik lebih rendah karena masih mendapatkan insentif di mana beban pajaknya bisa cuma 25% beban pajak mobil BBM. Sedangkan pajak unit Honda HRV Tipe E berkisar Rp5 juta per tahun.

Baca Juga: Biaya Tambah Daya Listrik vs Pemasangan Baru untuk Mobil Listrik

Kalkulasi pengeluaran setahun mobil BBM vs mobil listrik

Untuk harga beli kedua jenis mobil, banderol Rp697 juta untuk Kona Electric dan Rp398 juta adalah biaya pasti yang harus dikeluarkan konsumen.

Perbedaan harga yang terpaut jauh relatif tidak bisa diperbandingkan secara objektif karena merek kendaraan adalah preferensi pribadi pemilik. Bisa menjadi pertimbangan mungkin, jika faktor penentu utama adalah anggaran.

Jauh lebih objektif membandingkan seluruh pengeluaran non harga kendaraan. Mari kita hitung dalam satu tahun:

Mobil listrik Hyundai Kona

  • Biaya perawatan Rp0
  • Biaya pengisian daya atau charging Rp24 juta
  • Biaya tambah daya listrik PLN Rp2 juta
  • Biaya Pajak Rp1,2 juta

Mobil fosil Honda HRV

  • Biaya perawatan Rp2,4 juta
  • Biaya pengisian BBM Rp20,4 juta
  • Biaya tambah daya listrik PLN Rp0
  • Biaya Pajak Rp5 juta

Jika mengacu pada seluruh komponen di atas, total pengeluaran tahunan untuk mobil listrik sekitar Rp27,2 juta. Sedangkan untuk mobil konvensional BBM Rp27,8 juta. Terdapat selisih Rp600 ribu.

Namun, perhitungan tersebut tidak memasukkan biaya lain seperti asuransi, modifikasi, ataupun aksesori.

Biaya tidak terduga akibat kerusakan beberapa komponen yang tidak wajar, seperti insiden kecelakaan, ataupun lainnya juga di luar formula dalam kalkulasi.

Namun yang  patut diperhatikan adalah usia baterai pada mobil listrik. Disebutkan oleh beberapa penguji kendaraan profesional, baterai adalah komponen termahal pada sebuah mobil listrik. Rata-rata nilainya mencapai 70% dari harga OTR.

Belum ada data juga akan seberapa lama daya tahan baterai pada mobil listrik dan perlu berapa kilometer atau berapa tahun ia harus berganti baterai. Dengan harga mencapai 70% harga OTR, bisa-bisa pembelian baterai mobil listrik bisa membuat nilai ekonomis EV semakin jatuh.

Meski demikian mobil listrik unggul dalam hal mendukung gerakan pelestarian lingkungan. Emisi gas buang diklaim 0% karena mesin tidak mengeluarkan residu berupa asap knalpot seperti halnya mobil BBM.

Aspek positif memilih mobil listrik lain adalah mendukung gerakan pemerintah Indonesia dalam mengkonversi kendaraan ramah lingkungan, lewat insentif pajak. Karena pajak pembelian mobil baru dipotong hanya menjadi 1%, dari sebelumnya 11%. Pemerintah juga memangkas pajak tahunan, seperti yang sudah dijabarkan di atas.

(wep/rui)

No more pages