Logo Bloomberg Technoz

Dia pun membenarkan industri pertambangan—khususnya batu bara — menjadi satu-satunya sektor lapangan usaha yang mengalami kontraksi dalam laporan pertumbuhan ekonomi tiga bulan pertama tahun ini.

Namun, kondisi tersebut sudah terprediksi lantaran selaras dengan laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menunjukkan adanya penurunan setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara (minerba) pada 2024.

Setoran PNBP minerba pada 2024 mencapai Rp140,5 triliun, menyumbang 46,79% dari total PNBP tahun lalu. Namun, capaian tersebut makin merosot dari setoran minerba pada 2023 senilai Rp172,1 triliun dan 2022 sejumlah Rp180,4 triliun.

Tunda Beli

Tidak hanya itu, masalah geopolitik global dan perang tarif Amerika Serikat (AS)-China makin menambah ketidakpastian bagi pasar komoditas batu bara.

“Banyak pembeli menahan diri dan mengambil posisi wait and see terhadap kontrak pembelian baru,” terang Gita.

Hal ini menjadi salah satu alasan di balik turunnya kinerja ekspor batu bara Indonesia pada kuartal I-2025, yang merefleksikan adanya tekanan nyata dari sisi permintaan global dan kompetisi pasar.

Kendati demikian, Gita mengatakan Indonesia masih memiliki celah untuk bisa memacu ekspor ke Asia Selatan dan Asia Tenggara, yang masih membutuhkan batu bara sebagai bagian dari bauran energi mereka.

“Meski tidak bisa sepenuhnya menggantikan porsi ekspor ke China atau India,” ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) Tanah Air tumbuh 4,87% year on year (yoy) pada Januari—Maret 2025. Capaian itu melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,02% yoy dan menjadi yang terlemah sejak kuartal III–2021.

Dari sisi lapangan usaha, hampir seluruhnya tumbuh. Namun, hanya satu yang mengalami kontraksi yaitu pertambangan yang minus 1,23% secara yoy.

Peran industri pertambangan terhadap ekonomi Indonesia cukup signifikan, menyumbang 8,99% terhadap PDB. Walhasil, saat sektor ini mengalami kontraksi, dampaknya akan cukup terasa.

Adapun, per Maret 2025, ekspor batu bara Indonesia hanya mencapai US$1,97 miliar atau anjlok 5,54% dari bulan sebelumnya dan 23,14% secara tahunan. 

Komoditas dengan kode HS 2701 itu memberikan pangsa sebesar 9,03% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025 senilai 30,01%.  

(wdh)

No more pages