Di sisi lain, Garuda Indonesia, kata Rahmat, mengoptimalkan penerbangan dengan mendatangkan empat armada narrow body yakni Boeing 737-800NG (PK-GUF dan PK-GUG), sementara itu dua lainnya (PK-GUH dan PK-GUI) mulai beroperasi pada kuartal II 2025.
"Langkah ini sejalan dengan pemulihan permintaan dan peningkatan trafik penumpang pasca pandemi serta pertumbuhan sektor pariwisata nasional," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Bloomberg News melaporkan, mengutip sejumlah narasumber, bahwa Garuda tengah mengandangkan sekitar 15 pesawat jet yang sebagian besar milik Citilink.
Penyebab utamanya lantaran perusahaan kesulitan membayar biaya perawatan, sekaligus menandai kemungkinan goyahnya rencana kebangkitan maskapai penerbangan pelat merah ini.
Narasumber yang enggan menyebutkan namanya karena tak berwenang bicara tersebut menambahkan beberapa pemasok untuk maskapai ini juga meminta pembayaran di muka untuk suku cadang dan tenaga kerja karena kekhawatiran akan situasi keuangan.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan seluruh penerbangan komersial berjadwal maskapai tersebut masih tetap berjalan dan beroperasi.
"Untuk penerbangan komersial Citilink saat ini masih beroperasi sesuai perizinan yang diberikan Kemenhub. Tidak ada dampak komersial," ujar Direktur Angkutan Udara Kemenhub Agustinus Budi Hartono saat dikonfirmasi, Senin (5/5/2025).
(ain)






























