Logo Bloomberg Technoz

Namun, bila dibandingkan tren tahun-tahun sebelumnya, penjualan pada kuartal pertama tahun ini termasuk penjualan awal tahun yang terendah sejak 2023. 

Pada kuartal I-2024, penjualan properti hunian melejit dengan pertumbuhan mencapai 31,16% year-on-year. Sementara pada kuartal 1-2023, laju penjualan malah terkontraksi 8,26%.

Realisasi penjualan properti residensial pada tiga bulan pertama tahun ini, terutama disokong oleh masih larisnya penjualan rumah tipe kecil yang naik 21,75% dibanding tahun lalu.

Sementara penjualan rumah tipe menengah dan besar masih terkontraksi pada kuartal pertama, masing-masing tumbuh negatif 35,76% dan 11,69%.

Kenaikan Harga Tersendat

Penjualan yang masih belum greget di bisnis properti hunian, mempengaruhi laju harga di pasar primer. Pada kuartal satu lalu, harga properti residensial hanya naik 1,07% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Itu menjadi laju kenaikan harga properti kuartal satu yang terkecil sejak 2019 silam. Tahun lalu, pada kuartal pertama, harga properti hunian di pasar primer melejit hampir 2%. Bahkan ketika pandemi melanda, harga properti hunian di pasar primer masih mampu tumbuh di atas 1% ketika penjualan terkontraksi.

Kenaikan terbatas harga properti residensial tersebut terutama karena perlambatan kenaikan harga rumah tipe kecil dan menengah. Sedangkan rumah tipe besar, harganya tumbuh stabil pada awal tahun ini.

Kredit Properti Melambat

Para pengembang lebih banyak memakai dana internal untuk membiayai pembangunan properti residensial pada kuartal pertama tahun ini dengan pangsa mencapai 77,28%. 

Sedangkan dari pinjaman perbankan hanya memakan pangsa 16,62% dan 6,10% memakai dana dari pembayaran konsumen.

Pemakaian dana internal untuk membiayai proyek pembangunan properti hunian pada kuartal ini terbilang lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara animo pengembang memakai pembiayaan dari perbankan lebih rendah daripada tahun lalu.

Adapun para konsumen masih suka memanfaatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai cara pembelian hunian, di mana pangsanya mencapai 70,68%. Namun, pangsa tersebut menjadi yang terendah sejak kuartal 1-2022 lalu.

Total nilai KPR pada kuartal pertama juga hanya tumbuh 9,13%, lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya 9,67%.

Hal itu juga sejalan dengan perkembangan penyaluran kredit properti yang tumbuh melambat pada Maret lalu.

Data BI mencatat, pada Maret 2025, kredit properti hanya tumbuh 5,9% year-on-year, melambat dibanding bulan sebelumnya dengan pertumbuhan 7%. 

KPR dan KPA (apartemen) melambat dengan laju hanya 8,9% dari tadinya tumbuh double digit 10,9%.

Sementara kredit konstruksi bahkan terkontraksi pada bulan lalu sebesar -0,1% setelah sebelumnya masih tumbuh positif 0,5%. Sedangkan kredit real estate tercatat stabil dengan pertumbuhan 6,4% pada Maret.

(rui/aji)

No more pages