"Human capital menjadi fokus dari manajemen baru dimana BRI akan menempatkan individu-individu terbaik pada posisi yang tepat, the right man in the right place. Pengembangan human capital tidak hanya dilakukan melalui pelatihan di dalam negeri, tetapi juga melalui program pendidikan lanjutan di sekolah bisnis luar negeri," ungkap Hery.
Ia juga menegaskan bahwa manajemen risiko adalah bagian penting dari ekspansi bisnis BRI. "Risk management bukan sekadar fungsi kontrol yang mengatakan tidak terhadap risiko. Justru, pendekatan ini harus menjadi jalan untuk memahami dan mengelola risiko secara tepat agar bisnis tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat," katanya.
Pada triwulan I 2025, BRI mencatatkan laba bersih Rp13,80 triliun dan aset Rp2.098,23 triliun, tumbuh 5,49% secara tahunan. Kredit yang disalurkan mencapai Rp1.373,66 triliun, dengan porsi UMKM sebesar 81,97% atau Rp1.126,02 triliun. BRI berkomitmen mengembangkan kapabilitas menuju universal banking untuk melayani seluruh segmen nasabah di Indonesia.
(tim)






























