Logo Bloomberg Technoz

Berbeda dengan nasib Neta, sejumlah merek kendaraan listrik asal China justru merajai pasar. Salah satunya adalah BYD, yang kini menjadi salah satu merek EV terlaris di Indonesia dan bahkan berhasil menyalip penjualan Tesla di pasar domestik China.

Keberhasilan ini tak lepas dari tangan dingin para pengusaha tajir China yang menginvestasikan dana besar ke dalam teknologi dan ekspansi global. Beberapa di antara mereka kini menyandang status sebagai miliarder dunia, bahkan mengalirkan produknya langsung ke pasar Indonesia.

1. Wang Chuanfu – Raja EV China di Balik Suksesnya BYD

Ilustrasi perusahaan produsen kendaraan listrik BYD asal China. (Bloomberg)
  • Perusahaan: BYD

  • Kekayaan: US$25,9 miliar

Wang Chuanfu merupakan pendiri dan CEO dari BYD, perusahaan yang bermula dari produsen baterai isi ulang pada tahun 1995 dan kini menjelma sebagai salah satu raksasa EV global. Wang lahir di desa miskin dan menjadi yatim piatu sejak remaja, namun kecerdasan dan kerja kerasnya mengantarkannya meraih gelar sarjana di bidang teknologi baterai.

Di bawah kepemimpinannya, BYD sukses menembus pasar internasional, termasuk Indonesia, dengan beragam lini kendaraan listrik seperti Dolphin, Seal, dan Atto 3 yang laris manis di tanah air.

2. Eric Li (Li Shufu) – Pendiri Geely, Penguasa Global Otomotif

  • Perusahaan: Geely

  • Kekayaan: US$15,7 miliar

Dikenal juga sebagai Li Shufu, Eric Li adalah sosok di balik kesuksesan Geely Automobile Holdings, salah satu perusahaan otomotif swasta terbesar di China. Geely dikenal agresif dalam ekspansi global, dengan akuisisi besar seperti Volvo, Lotus, dan saham di Aston Martin.

Pada 2024, unit EV mereka, Zeekr Intelligent Technology, berhasil mengumpulkan dana US$441 juta lewat IPO di New York. Produk Zeekr pun mulai diperkenalkan ke pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

3. He Xiaopeng – Inovator Teknologi EV Lewat XPeng

  • Perusahaan: XPeng

  • Kekayaan: US$3,3 miliar

He Xiaopeng adalah pendiri sekaligus chairman dari XPeng Motors, perusahaan EV yang berfokus pada teknologi kendaraan canggih. Sebelumnya, ia mendirikan UCWeb, sebuah browser mobile yang diakuisisi oleh Alibaba.

Pada 2023, XPeng mendapat suntikan dana US$700 juta dari Volkswagen yang juga mendapat kursi di dewan direksi. Di tahun yang sama, XPeng juga mengakuisisi divisi mobil pintar milik Didi senilai US$744 juta. XPeng saat ini fokus pada pengembangan kendaraan listrik pintar dan sedang mempertimbangkan ekspansi ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

4. Pham Nhat Vuong – Miliarder Vietnam di Balik VinFast

  • Perusahaan: Vingroup (VinFast)

  • Kekayaan: US$8,3 miliar

Walau bukan berasal dari China, Pham Nhat Vuong layak masuk daftar karena ekspansi VinFast, anak usaha dari Vingroup, ke pasar kendaraan listrik global termasuk Indonesia.

Vuong memulai karier bisnisnya dari usaha mi instan di Ukraina, lalu kembali ke Vietnam dan membentuk Vingroup yang kini memiliki minat di bidang properti, kesehatan, hingga otomotif. VinFast tercatat di Nasdaq lewat SPAC pada 2023 dan aktif mengembangkan jaringan pengisian daya lewat V-Green yang menggelontorkan dana lebih dari US$400 juta.

Industri EV di Indonesia: Peluang dan Tantangan

Pengunjung melihat pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 di JIExpo Kemayoran, Selasa (29/4/2025) (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia tidak lepas dari pengaruh besar para miliarder EV dari luar negeri, terutama China. Dengan dukungan dana besar, teknologi mutakhir, dan strategi pasar yang tajam, mereka berhasil menembus pasar yang sebelumnya didominasi kendaraan berbahan bakar fosil.

Namun, tantangan tetap ada. Infrastruktur pengisian daya, harga kendaraan, dan insentif dari pemerintah menjadi faktor penentu kesuksesan jangka panjang industri ini. Persaingan ketat juga mendorong efisiensi dan inovasi terus-menerus.

Dengan dominasi brand-brand besar seperti BYD, Geely, dan XPeng, serta kehadiran pemain baru seperti VinFast, pasar kendaraan listrik Indonesia semakin dinamis. Para miliarder pengusaha EV asal China tidak hanya mencetak keuntungan besar, tapi juga mengubah wajah industri otomotif dunia.

Indonesia, sebagai pasar potensial, memiliki kesempatan besar untuk berkembang bersama para raksasa EV ini — asalkan didukung regulasi yang berpihak dan kesiapan infrastruktur yang memadai.

(seo)

No more pages