Logo Bloomberg Technoz

“Banyak pihak masih memprediksi resesi dan level saham yang lebih rendah, tetapi kami percaya bahwa ‘Trump–put’ nyata bagi pasar saham, sementara ‘Fed–put’ berlaku untuk perekonomian,” ujar Andrew Brenner dari NatAlliance Securities.

“Meskipun sulit mengidentifikasi titik puncak dan dasar pasar secara real time, kami rasa yang terburuk sudah lewat.”

“Ke depan, kami percaya skenario terburuk dari perubahan kebijakan kemungkinan sudah tercermin dalam pasar,” kata Lauren Goodwin dari New York Life Investments.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, ditambah lagi dengan taruhan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga untuk mencegah resesi, dan argumen investasi yang mengambil risiko (risk–on) mungkin akan terbentuk.

Namun, setelah bergerak nyaman sepanjang sebagian besar di tahun lalu, ekonomi terbesar dunia tersebut kehilangan momentum pada awal tahun 2025 karena konsumen mulai lelah dan defisit perdagangan membengkak akibat perebutan impor terkait tarif.

Yang terbaru, para investor mengabaikan lemahnya data Keyakinan Konsumen AS dan pasar tenaga kerja, adapun Keyakinan Konsumen AS turun pada April ke level terendah dalam hampir lima tahun, seiring meningkatnya pesimisme terhadap prospek ekonomi dan pasar tenaga kerja akibat dampak tarif impor.

Grafik keyakinan konsumen AS. (Sumber: Bloomberg)

Indeks Keyakinan yang dirilis oleh The Conference Board tercatat turun hampir 8 poin ke angka 86 — angka terlemah sejak Mei 2020, menurut data yang dirilis Selasa. Ini menjadi penurunan bulanan kelima secara berturut-turut, periode terpanjang sejak krisis keuangan global pada 2008.

Tim Research Phillip Sekuritas dalam risetnya menyebut ketidakpastian tarif perdagangan AS masih membayangi musim laporan keuangan (earnings season) Kuartal I-2025.

“Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan untuk saat ini AS mengesampingkan China dan lebih berusaha mencapai kesepakatan dagang dengan 15 hingga 17 negara di dunia sambil memberi indikasi bahwa Pemerintah China adalah pihak yang seharusnya mengambil langkah pertama dalam de-eskalasi perang dagang,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Trump menyatakan China pantas dikenai tarif tinggi atas ekspor mereka, dan memperkirakan Beijing mampu menemukan cara untuk mengurangi dampaknya terhadap konsumen AS.

Trump mengakui bahwa tarif setinggi 145% terhadap berbagai produk asal China hampir sama dengan embargo total. “Itu bagus,” kata Trump. “Mereka pantas mendapatkannya.”

Di sisi lain, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, China Caixin Manufacturing PMI April 2025 diperkirakan turun ke 50,2 dari 51,2 di Maret 2025, mengindikasikan dampak negatif trade wars dengan AS. Hal ini berpotensi mendorong China untuk negosiasi dengan AS. “Peluang trade deals semakin besar, IHSG masih dalam fase bullish,” jelas Phintraco.

Mencermati itu, Phintraco, IHSG lanjutkan penguatan di Selasa. Namun, IHSG juga kembali membentuk doji star untuk kedua kalinya di Selasa. Secara teknikal, pola ini menjadi indikasi awal terhadap potensi minor Bullish reversal.

Akan tetapi, volume dan value transaksi masih cenderung solid hingga Selasa. Oleh sebab itu, kami masih melihat peluang 50-50 bagi IHSG untuk uji 6.770 di Rabu hari ini. Sebaliknya, indikasi minor Bullish reversal valid, jika IHSG mengalami pullback signifikan ke kisaran 6.700 di Rabu.

Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi PGAS, AMRT, SIDO, ERAA, dan TLKM.

Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG telah reli di sepanjang bulan April ini dan telah reversal dalam trend jangka pendeknya– setelah mampu menembus resistance 6.700.

“IHSG berpotensi untuk melanjutkan kenaikan hingga level resistance selanjutnya pada 6.800,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Rabu (30/4/2025). Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, BRMS, DEWA, dan EXCL.

(fad)

No more pages