Logo Bloomberg Technoz

Aksi Hacker di Jepang Libatkan Perdagangan Gelap Rp11,9 Triliun

News
24 April 2025 18:10

Bursa saham di dalam gedung Kabuto One di Tokyo, Jepang. (Toru Hanai/Bloomberg)
Bursa saham di dalam gedung Kabuto One di Tokyo, Jepang. (Toru Hanai/Bloomberg)

 Aya Wagatsuma, Ryo Horiuchi dan Takashi Nakamichi-Bloomberg News

Bloomberg, Jepang tengah diguncang skandal penipuan perdagangan saham di mana para peretas membajak akun pialang daring (online brokerage) dan menggunakannya untuk menaikkan harga saham berisiko rendah (penny stocks) di berbagai negara.  Sejak Februari 2025, nilai transaksi mencurigakan yang dilaporkan telah menembus ¥100 miliar atau sekitar US$710 juta (Rp11,98 triliun) dan terus meningkat tanpa tanda-tanda mereda.

Para pelaku atau peretas umumnya membobol akun investor ritel, lalu membeli saham dengan volume rendah baik di Jepang maupun luar negeri. Aksi ini memungkinkan pihak tertentu—yang telah terlebih dahulu mengakumulasi saham tersebut—untuk menjualnya dengan keuntungan tinggi setelah harga melonjak.

Sebagai respons, sejumlah perusahaan sekuritas Jepang telah menghentikan pemrosesan pesanan beli untuk saham-saham tertentu dari China, Amerika Serikat (AS), dan Jepang. Delapan sekuritas terbesar, termasuk Rakuten Securities, SBI Securities, dan SMBC Nikko Securities telah melaporkan kasus perdagangan ilegal di platform mereka.

Kasus ini menyoroti kerentanan sistem perlindungan investor daring di Jepang dan mengancam upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi publik dalam investasi untuk masa pensiun.

Jumlah scam atau penipuan di Jepang meningkat di tengah pertumbuhan transaksi saham.