Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Aksi dorongan menjual secara paksa browser Chrome oleh Google Alphabet Inc. menarik perhatian OpenAI, yang disebut siap jadi pemilik baru. Namun dengan catatan pengadilan federal Amerika Serikat (AS) telah secara resmi mengeluarkan perintah spin off tersebut, disampaikan  Nick Turley, bos ChatGPT unit model kecerdasan buatan dari OpenAI.

Dalam sebuah simulasi yang dipaparkan Mandeep Singh, analis Bloomberg Intelligence, browser Chrome memiliki nilai sekitar US$15-US$20 miliar (Rp337,6 triliun) "mengingat mesin pencari itu memiliki lebih dari 3 miliar pengguna aktif bulanan." Namun prospek valuasi Chrome, ucap Bob O'Donnell dari TECHnalysis Research, tergantung pada kemampuan mereka untuk menghubungkan Chrome ke layanan lain.

Hakim Distrik AS Amit Mehta tahun lalu memutuskan bahwa Google telah melakukan aksi monopoli atas bisnis pencarian online, sebagai sebuah dari gugatan Departemen Kehakiman (DoJ) AS dan sekelompok negara bagian lain.

Dalam sebuah pengajuan pengadilan bulan November, para penegak hukum antimonopoli mengatakan bahwa Google harus melepaskan Chrome, mengutip keputusan hakim sebelumnya bahwa browser tersebut “memperkuat dominasi [Google],” dikutip dari Bloomberg News, Rabu (23/4/2025).

Perkembangannya, hari Senin waktu setempat dimulai kembali persidangan dengan agenda pengajuan banding oleh Google.

Turley bersaksi bahwa OpenAI telah menghubungi Google tahun lalu tentang potensi kemitraan yang akan memungkinkan ChatGPT untuk menggunakan teknologi pencarian Google.

Aliran pendapatan Google. (Bloomberg)

Turley memberi pemahaman jika integrasi ChatGPT dan Chrome dalam berjalan lebih intens maka menghasilkan produk lebih baik. Selama ini chatbot andalan Sam Altman ini hadir dalam ekstensi di browser Chrome.

“Anda dapat menawarkan pengalaman yang sangat luar biasa” jika ChatGPT diintegrasikan ke dalam Chrome, ucap dia. Kami akan “memiliki kemampuan untuk memperkenalkan kepada pengguna seperti apa pengalaman pertama menggunakan AI,” serta mengungkap hambatan tersulit pengembangan chatbotnya adalah distribusi.

Walau perusahaan telah mencapai kesepakatan untuk mengintegrasikan ChatGPT ke dalam iPhone Apple Inc, perusahaan belum berhasil dengan produsen ponsel pintar Android, terang Turley.

“Kami percaya bahwa memiliki banyak mitra, dan khususnya API Google, akan memungkinkan kami untuk menyediakan produk yang lebih baik bagi pengguna,” kata OpenAI dalam email pada uji coba tersebut, dikutip dari The Verge, melansir Reuters. 

“Kami [OpenAI] tidak memiliki kemitraan dengan Google saat ini.”

(prc/wep)

No more pages