Logo Bloomberg Technoz

"Inilah yang telah lama ditunggu-tunggu para investor dan tentu saja positif bagi saham-saham China," kata Nick Twidale, Kepala Analis AT Global Markets di Sydney. Setiap konfirmasi bahwa pembicaraan AS-China mengalami kemajuan dapat "memberikan dorongan ekstra untuk bergerak lebih tinggi."

Bursa saham China menguat karena harapan pelonggaran tarif Trump. (Bloomberg)

Meski saham-saham China dan juga Asia lainnya kembali menguat setelah terjadi aksi jual akibat kejutan tarif Trump pada 2 April, indeks saham Negeri Tirai Bambu ini masih di bawah level tertinggi tahun ini.

Bursa saham di sebagian besar Asia berada di zona hijau pada Rabu (23/4/2025) di tengah spekulasi keberhasilan negosiasi perdagangan. Pernyataan Trump bahwa ia tidak berniat memecat Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell juga membantu mengangkat sentimen.

Kenaikan saham di China daratan jauh lebih kecil. Indeks CSI 300, patokan untuk saham dalam negeri, naik tipis sebesar 0,1%.

Bessent menjelaskan, tujuan AS bukan untuk melepaskan diri dari China dan status quo saat ini, yakni tarif 145% untuk barang-barang China oleh AS dan tarif 125% untuk produk-produk AS oleh China, tidak berkelanjutan. 

Namun, perubahan kebijakan Trump yang tidak bisa diprediksi dan sikap tegas Presiden Xi Jinping dalam perang tarif mungkin akan membuat para investor tetap waspada. Selain pungutan, AS juga memberlakukan pembatasan baru pada ekspor cip Nvidia Corp ke China bulan ini.

"Mengenai China, masih cukup tidak pasti. Segalanya bisa berubah dengan sangat cepat," kata Rupal Agarwal, ahli strategi kuantitatif di Sanford C Bernstein, dalam wawancara dengan Bloomberg TV.

"Ini harus menjadi posisi yang sangat kuat di China karena berita semalam merupakan contoh yang bisa mempercepat keadaan dan meningkatkan sentimen."

(bbn)

No more pages