Kenaikan harga emas disebabkan oleh sikap pelaku pasar yang mencemaskan perkembangan di Amerika Serikat (AS). Terbaru, Presiden Donald Trump mengkritik keras Gubernur Bank Sentral Federal Reserve Jerome 'Jay' Powell.
“Praktis tidak ada inflasi. Namun tidak ada yang perlambatan ekonomi kecuali Tuan Terlambat, seorang pecundang besar, menurunkan suku bunga SEKARANG,” cuit Trump dalam unggahan di media sosial.
Tidak hanya itu, Trump juga mengancam akan mengkaji langkah untuk melengserkan Powell. Trump disebut telah berdiskusi dengan beberapa penasihatnya mengenai kemungkinan mendongkel Powell. Meski langkah itu mendapat peringatan dari sejumlah pejabat pemerintahan.
Akibat independensi bank sentral yang terancam diobok-obok ini, dolar AS melemah tajam. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) sempat berada di posisi terlemah sejak 2023.
Emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika mata uang Negeri Paman Sam terdepresiasi, emas jadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas pun naik dan harga ikut terungkit.
(aji)
































