Logo Bloomberg Technoz

S&P 500 minus 1,5% selama empat hari, sempat memangkas kerugian pasca Trump mengatakan akan ada kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa, tanpa memberikan rincian atau jadwal kapan kesepakatan akan tercapai. 

Panji Yudha, dari Ajaib Kripto menyatakan bahwa terlepas dari respons atas tarif Trump, pergerakan kripto merupakan cermin daya tahan kelas aset ini yang mulai terbentuk “di tengah ketidakpastian global.”

Sejalan dengan itu, ‘kursi’ Jerome Powell juga diusik Trump dan secara terbukti mengkritik bank sentral AS yang belum juga menurunkan tingkat bunga acuan.

Pasar berpandangan beragam atas aksi Trump namun lebih condong khawatir atas intervensi politik di kebijakan moneter hingga The Fed terancam independensinya.

Emas pada Senin pagi dibuka melesat, menembus rekor tertinggi terakhirnya di tengah pelemahan dolar AS pasca Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett mengatakan pada hari Jumat bahwa Trump sedang mempelajari apakah ia dapat memecat Powell.

Bagi Krishna Guha di Evercore ISI, independensi The Fed akan menjadi titik penting dalam beberapa hari ke depan karena tarif akan merembet ke harga konsumen.

Miner Bitcoin Geger Karena Tarif Trump

Perusahaan-perusahaan penambang Bitcoin di Asia Tenggara sempat menghadapi tenggat waktu yang sangat menyita perhatian. Kebijakan tarif Trump memengaruhi bagaimana mining Bitcoin berlangsung di masa mendatang.

Tarif resiprokal atas bea masuk 36%, 32%, dan 24% terhadap Thailand, Indonesia, dan Malaysia—pusat perakitan dan distribusi mesin penambangan kripto di kawasan—akan memberi dampak.

“Waktu itu, selama sisa hidup saya, akan benar-benar terukir dalam ingatan saya,” kata Christopher Berschel, presiden Sealion Cargo, sebuah bisnis pengiriman barang Kanada. 

Pembeli yang berbasis di AS dari apa yang disebut “rig” ini menghadapi pukulan finansial yang besar - kecuali Berschel dan krunya dapat mengeluarkannya sebelum batas waktu 9 April.

Dalam hiruk pikuk yang terjadi, Sealion membantu menyewa lima pesawat sambil mengawasi puluhan truk dan tongkang untuk mengirimkan peralatan senilai US$330 juta dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia ke AS.

“Dengan potensi eksposur tarif senilai lebih dari US$80 juta yang dipertaruhkan, setiap penerbangan, truk, dan palet yang kami tangani memiliki satu misi: mengalahkan jam tarif,” kata Berschel dilaporkan Bloomberg News.

(prc/wep)

No more pages