Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) memangkas proyeksi pertumbuhan perdagangan barang global untuk tahun ini akibat lonjakan tarif yang digencarkan AS serta meningkatnya ketidakpastian global yang mengganggu arus perdagangan internasional.

WTO memproyeksikan volume perdagangan barang dunia akan mengalami penurunan sebesar 0,2% pada tahun 2025. Angka ini hampir tiga poin persentase lebih rendah dibandingkan estimasi jika tidak terjadi perang dagang, menandai pembalikan tajam dari ekspektasi optimistis di pembukaan tahun.

Investor akan berhati-hati terhadap potensi pengumuman perdagangan lebih lanjut dari Presiden AS Donald Trump, dan data yang mungkin menggambarkan jelas bagaimana kebijakannya yang terus berubah mempengaruhi perekonomian.

Yang terbaru, Trump menyatakan ketidaksenangannya terhadap Gubernur The Fed Jerome Powell.

Trump merasa frustasi karena The Fed belum bergerak untuk memangkas suku bunga acuan—menulis di media sosial bahwa “Pemberhentian Powell tidak akan terjadi cukup cepat!”

Presiden belum mengklarifikasi apakah itu berarti dia berniat mencari cara untuk memecat Gubernur The Fed, atau hanya ingin masa jabatan Powell selesai sesuai jadwal pada Mei 2026. Ketidakpastian itu menambah kegelisahan pasar di masa-masa saat ini.

Tim Research Phillip Sekuritas dalam risetnya menyebut pidato terbaru Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell di Chicago di mana Powell mengatakan Federal Reserve akan menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum melakukan penyesuaian suku bunga.

“Selain itu, Powell juga berpendapat bahwa kebijakan tarif perdagangan Presiden Trump akan menghasilkan tingkat inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Gambar model proyeksi ketidakpastian ekonomi dunia pasca tarif Trump.

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, Presiden AS, Donald Trump kembali menekankan pentingnya pemangkasan suku bunga acuan kepada Gubernur the Fed, Jerome Powell. Masih dari AS, jajak pendapat CNBC menunjukan economic approval rate terendah sepanjang periode kepemimpinan Presiden AS, Donald Trump sebesar 43%.

Dari dalam negeri, “Perkembangan sementara proses negosiasi Indonesia dengan AS memperoleh beberapa poin penting. Beberapa diantaranya meliputi rencana peningkatan impor sejumlah komoditas dari AS, seperti energi dan agrikultur; kolaborasi hilirisasi; relaksasi TKDN; hingga paket deregulasi,” jelas Phintraco.

Hal-hal tersebut akan dibahas selama 60 hari kedepan, sebelum masa penundaan implementasi reciprocal tariffs usai.

Mencermati itu, Phintraco, IHSG IHSG diperkirakan masih melanjutkan fase konsolidasi dalam rentang 6.300–6.550 di pekan ini.

Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi BUKA, EMTK, CTRA, SRTG, dan BRPT.

Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, secara trend jangka panjang, IHSG masih berada dalam trend bearish.

“Saat ini, IHSG masih mempunyai potensi untuk berjalan konsolidasi di antara support terdekatnya pada level 6.309 dan resistance terdekat–nya pada level 6.511,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Senin (21/4/2025).

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, BUKA, JSMR, dan AMMN.

(fad/wep)

No more pages