Logo Bloomberg Technoz

Langkah Putin ini diambil setelah peringatan dari AS pada Jumat lalu, yang menyebutkan bahwa mereka mungkin akan menghentikan upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina dalam beberapa hari ke depan jika tidak ada kemajuan menuju gencatan senjata.

Pada Jumat, Kremlin mengumumkan bahwa perintah untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari telah berakhir, tanpa instruksi baru yang dikeluarkan.

Rusia sebelumnya telah menawarkan gencatan senjata sementara dalam tiga tahun invasi mereka ke Ukraina, termasuk proposal untuk menghentikan permusuhan selama periode Natal Ortodoks pada 2023.

Trump telah menunjukkan rasa frustrasi yang meningkat dengan laju negosiasi dengan Putin. Namun, dia tetap menunjukkan tekad untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan permusuhan dalam jangka waktu 100 hari setelah pelantikannya pada 20 Januari, atau pada 30 April.

Menurut Bloomberg, AS membuka kemungkinan untuk mengakui Crimea sebagai bagian dari Rusia dalam perjanjian damai dengan Ukraina, berdasarkan laporan yang mengutip sumber yang akrab dengan masalah tersebut.

Gencatan senjata Paskah ini, menurut Putin, akan menunjukkan kesiapan Ukraina untuk berdamai, sambil menambahkan bahwa ia mendukung upaya Trump untuk mencapai solusi bagi konflik ini.

Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan bahwa negaranya telah "sepenuhnya" setuju dengan proposal AS untuk "gencatan senjata sementara selama 30 hari." Sebaliknya, Rusia "menetapkan berbagai syarat dan meningkatkan teror terhadap Ukraina, warga sipil, dan infrastruktur sipil di seluruh negara," katanya di X.

Rusia telah mengaitkan kesepakatan penghentian permusuhan dengan pelonggaran sanksi dan penghentian pengiriman senjata ke Ukraina.

Beberapa minggu terakhir, serangan rudal Rusia yang sangat mematikan menargetkan sasaran-sasaran sipil di Ukraina, termasuk di Kryvih Rih, kota kelahiran Zelenskiy, dan kota Sumy di timur laut.

Pasukan Rusia, yang menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, terus maju perlahan di medan perang. Pada Sabtu, Moskow mengklaim berhasil mengusir pasukan Ukraina dari sebuah desa di wilayah Kursk, Rusia, meninggalkan hanya satu pemukiman di kawasan itu yang masih berada di bawah kendali Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan dalam sebuah pernyataan di Telegram bahwa pasukan mereka telah menguasai desa Oleshnya, yang terletak dekat perbatasan dengan Ukraina. Pasukan Kremlin masih berusaha merebut kembali desa Gornal, yang merupakan benteng terakhir pasukan Ukraina di wilayah tersebut, menurut layanan berita negara Tass.

Pihak berwenang Ukraina belum mengonfirmasi kehilangan Oleshnya. Pasukan Kyiv sebelumnya merebut sebagian wilayah Kursk dalam serangan mengejutkan pada Agustus. Rusia kini telah merebut kembali 99,5% wilayah yang pernah diduduki di Kursk, kata Gerasimov.

Sementara itu, Rusia dan Ukraina menukar 246 tawanan perang pada Sabtu, demikian disampaikan kementerian pertahanan Rusia. Rusia juga membebaskan 31 tentara Ukraina yang terluka sebagai imbalan atas 15 tentara Rusia yang membutuhkan perawatan medis mendesak. Pertukaran tersebut, yang difasilitasi oleh Uni Emirat Arab, merupakan kesepakatan terbaru yang menyaksikan beberapa ribu tentara dibebaskan.

(bbn)

No more pages