Meski ekonomi China menunjukkan kekuatan yang mengejutkan pada kuartal pertama, banyak ekonom telah menurunkan prospek untuk sisa tahun ini, sebagian besar karena tarif AS yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump meningkat.
Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 5,4% pada kuartal terakhir dibandingkan tahun sebelumnya, sebagian berkat subsidi konsumen Beijing, bersama dengan lonjakan ekspor untuk mengatasi tarif.
Para ekonom dari berbagai lembaga, termasuk UBS Group AG, Goldman Sachs Group Inc, Citigroup Inc, dan Societe Generale telah menurunkan perkiraan mereka untuk pertumbuhan China tahun 2025 dalam beberapa minggu terakhir, menjadi sekitar 4% atau lebih rendah.
Komentar Li ini muncul beberapa hari sebelum pertemuan Politbiro yang diawasi dengan ketat bulan ini. Badan pembuat keputusan tersebut biasanya menggunakan sesi April untuk mendiskusikan kebijakan ekonomi.
Economic Information Daily melaporkan pada Jumat (18/5/2025), mengutip para analis, bahwa ara pemimpin China akan meningkatkan upaya untuk mengimbangi tarif Trump, dengan investasi infrastruktur yang mungkin akan meningkat pada kuartal kedua tahun ini. Surat kabar ini dikelola oleh kantor berita resmi Xinhua.
Penerbitan obligasi pemerintah daerah mungkin akan mencapai puncaknya pada kuartal kedua berdasarkan rencana yang diumumkan secara publik untuk menjual obligasi tersebut senilai 2,7 triliun yuan (US$369,9 miliar) untuk periode tersebut. Laporan ini disebut menggunakan penelitian dari Guotai Haitong Securities Co yang berbasis di Shanghai.
(bbn)






























