Ke depan, Syafruddin menilai pemerintah harus mengantisipasi risiko gagalnya program ini dengan mengambil tiga langkah. Pertama, membentuk unit pelaksana khusus yang fokus pada eksekusi program MBG secara lintas sektor.
Kedua, mendorong transparansi pelaksanaan anggaran melalui dashboard publik agar pengawasan sosial dapat berjalan. Ketiga, menyederhanakan regulasi pengadaan dan penyaluran makanan, agar pelaksanaan di daerah tidak terhambat birokrasi.
"Jika tidak ada koreksi dalam waktu dekat, MBG berisiko menjadi simbol kegagalan manajemen fiskal berbasis keadilan sosial—sebuah ironi mengingat program ini membawa harapan besar bagi masa depan generasi Indonesia," ujarnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan rendahnya realisasi anggaran membuat target 82,9 juta penerima MBG pada akhir 2025 menjadi tidak realistis.
"Masalah ini adalah kombinasi antara kesiapan sistem dan kemungkinan kondisi arus kas pemerintah," ujar Wijayanto.
Wijayanto memberikan gambaran bahwa Brazil memiliki program makan gratis yang menjadi bagian dalam program Bolsa Família. Wijayanto mengatakan, target 22 juta penerima manfaat baru bisa dicapai dalam 11 tahun.
Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan realisasi anggaran MBG adalah Rp1,44 triliun per 16 April 2025. Angka ini baru setara 2,04% dari pagu Rp71 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan realisasi anggaran MBG itu diberikan kepada 3,02 juta penerima manfaat melalui 1.079 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Targetnya, anggaran dari MBG akan mencapai Rp2 triliun untuk 3,5 juta penerima manfaat pada akhir April 2025. Angka ini setara 2,82% dari pagu Rp71 triliun.
Menurut Dadan, realisasi anggaran akan menjadi besar mulai Agustus sesuai dengan rencana, yakni dalam kisaran Rp4 triliun hingga Rp6 triliun untuk 20 juta penerima manfaat.
"Tahapan dari awal juga demikian. Penyerapan akan besar mulai Agustus sesuai dengan rencana," ujar Dadan kepada Bloomberg Technoz saat ditanya mengapa realisasi anggaran MBG baru 2% pada April, dikutip Kamis (17/4/2025).
Dalam APBN 2025, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran Rp71 triliun untuk Program MBG degan target penerima sebanyak 17,9 juta orang. Angka ini terdiri dari 15,5 juta siswa-siswa sekolah, dan 2,4 juta ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Dalam perkembangannya, Presiden Prabowo Subianto memberi instruksi agar target penerima manfaat bisa dimaksimalkan menjadi 82,9 juta penerima manfaat pada 2025. Dengan demikian, pemerintah menyiapkan alokasi anggaran tambahan sebesar Rp100 triliun, sehingga akumulasi total menjadi Rp171 triliun.
(lav)































