Logo Bloomberg Technoz

Lewat platform Truth Social miliknya, Trump menuding Beijing telah membatalkan "kesepakatan besar dengan Boeing" yang ditandatangani saat masa jabatannya terdahulu.

Sekitar 10 pesawat Boeing 737 Max tengah disiapkan untuk masuk ke dalam armada maskapai China, termasuk masing-masing dua unit untuk China Southern Airlines Co, Air China Ltd, dan Xiamen Airlines Co, berdasarkan data Aviation Flights Group. Beberapa pesawat tersebut kini diparkir di dekat pabrik Boeing di Seattle, sementara sisanya berada di pusat perakitan akhir di Zhoushan, wilayah timur China.

Dokumen pengiriman dan pembayaran atas sebagian pesawat tersebut kemungkinan telah diselesaikan sebelum tarif balasan China diumumkan pada 11 April dan mulai berlaku 12 April, sehingga beberapa unit bisa saja tetap dikirim ke China berdasarkan evaluasi kasus per kasus.

Otoritas Penerbangan Sipil China tidak memberikan komentar atas permintaan konfirmasi melalui faks. Boeing, serta perwakilan China Southern, Air China, dan Xiamen Airlines juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Pekan lalu, Bloomberg melaporkan bahwa Juneyao Airlines Co menunda pengiriman satu unit Boeing 787-9 Dreamliner yang semestinya diterima dalam tiga minggu ke depan.

Bagi Boeing, ketegangan ini menjadi pukulan baru di salah satu pasar pesawat terbesar dunia. Analis dari Jefferies, Sheila Kahyaoglu, dalam catatan riset menyebut masih ada harapan bahwa langkah ini hanya sementara dan menjadi alat tawar China dalam negosiasi.

China diperkirakan akan menyumbang 20% dari total permintaan global atas pesawat dalam dua dekade mendatang. Pada 2018, hampir seperempat produksi Boeing dikirim ke negara tersebut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada pemesanan besar dari China karena tensi dagang dan sejumlah persoalan internal Boeing.

Pada 2019, China menjadi negara pertama yang melarang terbang pesawat 737 Max setelah dua kecelakaan fatal. Sengketa dagang dengan pemerintahan Trump dan Biden juga mendorong maskapai China lebih memilih pesawat Airbus dari Eropa. Di awal 2024, reputasi Boeing kembali terpukul akibat insiden pintu darurat yang terlepas di tengah penerbangan.

Kehilangan pangsa pasar di China sebagian tertutupi oleh permintaan pesawat yang tinggi di negara-negara lain, terutama India. Sejumlah maskapai India kini menerima pesawat 737 Max yang awalnya diproduksi untuk maskapai China.

Menurut data Cirium yang dikutip analis JPMorgan Seth Seifman, Boeing telah mengirim 13 unit 737 Max dan 3 unit 787 ke China tahun ini. Masih tersisa 28 unit Max dan 1 unit 787 yang belum dikirim.

“Kami tidak melihat China sebagai pasar krusial untuk peningkatan produksi Boeing dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Seifman. “Namun, dalam jangka panjang, China tetap penting.”

Ketegangan ini juga menegaskan bahwa China masih bergantung pada produsen asing untuk memenuhi kebutuhan pesawat penumpang domestiknya. Meski Airbus menjadi pemasok utama dan pesawat buatan lokal Comac C919 mulai diandalkan untuk kebutuhan narrow-body, maskapai China masih memiliki ratusan unit Boeing dalam armadanya yang perlu perawatan, suku cadang, dan penggantian.

Sejumlah maskapai dan perusahaan leasing di China telah membangun cadangan suku cadang dalam beberapa tahun terakhir, baik dari produsen asli maupun dengan membeli pesawat bekas. Langkah ini dapat membantu industri penerbangan China menghadapi tekanan pasokan.

“Penghentian pengiriman Boeing oleh China sebenarnya tidak mengejutkan di tengah perang dagang yang sedang berlangsung dan bisa dikelola karena pesanan dari China hanya mencakup sebagian kecil dari total backlog,” kata analis Bloomberg Intelligence, George Ferguson dan Melissa Balzano. “Namun jika Boeing gagal menjual pesawat itu ke maskapai lain (seperti maskapai India yang menunjukkan minat besar), maka hal ini bisa memperlambat upaya perusahaan menekan inventaris dan meningkatkan efisiensi.”

China mengumumkan pada Jumat bahwa tarif 125% akan diberlakukan atas semua barang asal AS mulai 12 April. Ini merupakan eskalasi terbaru setelah Trump menetapkan tarif tambahan untuk menekan defisit perdagangan AS. Jika digabungkan dengan tarif 20% yang dikenakan sebelumnya atas dugaan peran China dalam peredaran fentanil, maka total tarif AS terhadap China kini mencapai 145%.

Boeing masih memiliki sejumlah pesawat yang telah selesai diproduksi dan awalnya ditujukan untuk maskapai China. Perusahaan ini telah memperingatkan bahwa memanasnya konflik dagang bisa kembali mengganggu rantai pasok, yang baru mulai pulih setelah sempat terguncang akibat pandemi.

(bbn)

No more pages