Bahlil pun menegaskan Indonesia tetap konsisten dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, tidak memihak ke AS, China, maupun negara lainnya.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan Indonesia semestinya bisa memanfaatkan peluang ketika sektor pertambangan tidak dikenakan tarif timbal balik sebesar 32% oleh Trump.
“Dunia sedang membutuhkan mineral kritis yang tidak terkena tarif AS, sehingga kita bisa memanfaatkan perang tarif ini untuk menarik investasi masuk ke Indonesia,” kata Hendra saat dihubungi.
Adapun, mineral kritis merupakan logam atau nonlogam yang memiliki fungsi ekonomi penting, tidak dapat disubstitusikan, tetapi menghadapi risiko pasokan (supply risk) yang tinggi. Komoditas ini juga biasa disebut jenis mineral yang sangat diperlukan bagi teknologi energi hijau.
Mengacu pada laman resmi The White House, terdapat beberapa kategori produk yang mendapatkan pengecualian dari kebijakan tarif Trump di antaranya produk tembaga, farmasi, semikonduktor, beberapa jenis produk kayu, emas batangan, mineral penting tertentu, energi dan produk energi.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan pernah menyebut rancangan kerja sama mineral kritis dengan AS tidak akan terpengaruh rencana kebijakan tarif impor oleh presiden Donald Trump.
“Dia mau sampai berapa jauh. Akan tetapi, saya senang tadi malam saya bicara dengan [mitra-mitra] saya di Amerika, mereka bilang bagaimana kalau Indonesia dengan Amerika [kerja sama] menyangkut critical mineral, ownership-nya bersama. Saya bilang, ‘Kita sangat welcome sekali’,” kata Luhut di sela agenda Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times, medio Januari.
Luhut, bagaimanapun, menegaskan kepada pihak AS agar rencana kerja sama mineral kritis dalam kerangka CMA tersebut harus menguntungkan kedua pihak, tidak hanya satunya.
Dia juga menegaskan bahwa—dalam kerja sama apapun — Indonesia tidak akan berpihak pada negara adidaya manapun.
“Kita ini terlalu besar untuk berpihak pada superpower manapun, apalagi dengan kondisi kita yang sekarang ini. Itu saya kira penting kita pahami, kita tidak perlu berpihak ke mana-mana,” tegasnya.
(mfd/wdh)



























