Beberapa video paling populer — banyak diunggah sejak Maret namun baru viral dalam beberapa hari terakhir — ikut terdongkrak oleh video berjudul “China exposed the truth” yang telah ditonton 8,3 juta kali dan mendapat 492.000 likes per Senin (14/04/2025) pagi waktu AS. Video yang mengungkap pemasok Lululemon di China telah ditonton 2,6 juta kali dan lebih dari 215.000 likes, sementara video “How we bypass tariffs” mendekati jumlah penonton 1 juta dan 118.000 likes.
Tingginya jumlah video dengan tema serupa dalam waktu singkat mencerminkan adanya respons balik dari publik terhadap gelombang tarif yang diberlakukan oleh Trump, termasuk bea masuk sebesar 145% atas produk dari China. Meski belum jelas bagaimana konsumen bisa menghindari tarif dengan memesan langsung dari pemasok China — mengingat fasilitas pembebasan bea untuk paket kecil yang dikirim ke rumah di AS juga akan dihapus mulai 2 Mei — deretan video ini menunjukkan reaksi global terhadap kebijakan tarif tersebut, serta narasi dari Gedung Putih yang menyebut kebijakan itu menguntungkan rakyat Amerika.
Banyaknya video ini juga memperlihatkan efektivitas kreator China dalam menembus kehidupan sehari-hari warga AS. Algoritma TikTok, dan kemampuannya mengendalikan informasi yang dilihat jutaan pengguna AS, menjadi salah satu alasan utama pemerintah AS berusaha memaksa ByteDance Ltd, pemilik TikTok asal China, untuk melepaskan kendali atas operasional internasional aplikasi ini. TikTok belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Aplikasi media sosial China lainnya seperti Xiaohongshu (Red Note) juga mulai populer di kalangan pengguna muda AS, di tengah ketidakpastian akses terhadap TikTok.
“Video-video ini jauh lebih konfrontatif dan cenderung mengejek AS, bukan menampilkan ancaman,” kata Tom Harper, dosen hubungan internasional China di University of East London. Ia menambahkan bahwa tren ini mengikuti gambar-gambar yang dihasilkan AI, yang memperlihatkan warga AS bekerja di jalur perakitan pabrik.
Beberapa video bahkan secara langsung mengkritik kebijakan perdagangan AS dan menyerukan aksi dari warga Amerika sendiri.
“Selama puluhan tahun, pemerintah dan para oligarki kalian memindahkan pekerjaan kalian ke China, bukan demi diplomasi, bukan demi perdamaian, tapi untuk mengeksploitasi tenaga kerja murah. Dalam prosesnya, mereka menghancurkan kelas menengah kalian, menghancurkan kelas pekerja kalian, dan menyuruh kalian tetap bangga sambil menjual masa depan kalian demi keuntungan,” ujar pengguna @neil778027 dalam salah satu videonya. “Warga Amerika, kalian tidak butuh tarif, kalian butuh revolusi.”
Pada Jumat lalu, pemerintah AS mengumumkan pengecualian tarif untuk sejumlah produk asal China termasuk barang elektronik, komputer, dan semikonduktor, meskipun belum diketahui sampai kapan pengecualian ini akan berlaku. Namun demikian, kebijakan ini tidak berlaku untuk sebagian besar barang yang diekspor China ke AS, termasuk pakaian dan aksesori yang ditampilkan dalam video-video TikTok tersebut.
Banyak juga merek mewah Eropa yang ditampilkan dalam video-video tersebut, tetapi para kreator tidak menjelaskan mengapa mereka menyertakan merek Eropa dalam kampanye yang tampaknya ditujukan sebagai protes terhadap kebijakan dagang AS.
Pertanyaan besar lainnya yang muncul dari video-video ini adalah apakah pabrik-pabrik tersebut memiliki perjanjian kerahasiaan (NDA) dengan klien internasional mereka, dan bagaimana video-video ini akan mempengaruhi hubungan bisnis jangka panjang antara merek-merek besar dan produsen mereka.
Cameron Johnson, mitra senior di firma konsultan Tidalwave Solutions yang berbasis di Shanghai, baru-baru ini mengunjungi pusat manufaktur Yiwu di China dan melihat tren ini sebagai bagian dari perubahan mendasar dalam praktik pembelian di negara tersebut.
“Dulu, Anda mungkin menggunakan perantara atau perusahaan dagang untuk mencari produk dengan kendali kualitas, atau mengunjungi pabrik untuk membangun hubungan, lalu sesekali datang kembali,” katanya kepada Bloomberg TV. “Tapi sekarang, kita melihat demokratisasi total dalam proses pengadaan barang.”
(bbn)































