Logo Bloomberg Technoz

76% hasil IPO digunakan untuk memperluas jaringan dimana FORE berencana membuka sekitar 140 gerai baru, dengan distribusi outlet sebagai yaitu 10% untuk outlet flagship, 80% outlet medium, dan 10% outlet satelit.

Target penambahan toko tersebar di Jabodetabek dan berbagai wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Ekspansi bertahap hingga tahun 2026.

18% dana IPO lain akan disalurkan kepada entitas anak, PT Cipta Favorit Indonesia (CFI), untuk pembukaan 30 outlet baru lainnya. Rencana pembukaan outlet melalui CFI akan dilakukan bertahap hingga 2027.

Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja, yang meliputi pembelian bahan baku, biaya sewa, serta kebutuhan utilitas.

Pengusaha Kakap di Balik FORE

Saat acara listing perdana dan seremoni FORE berlangsung, tampak beberapa pejabat sekaligus pengusaha papan atas, seperti Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer (CIO) Danantara dan Franky Widjaja, Chairman dan CEO Golden Agri-Resources Ltd (grup Sinarmas).

Pandu bercerita bahwa kehadirannya merupakan bentuk dukungan sebagai salah satu investor awal yang telah menanamkan modal secara pribadi sejak tujuh tahun lalu.

“Saya investasi di Fore karena diajak Wilson Cuaca [Komisaris Utama Fore Coffee, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures]. Saya masuk sebagai investor pribadi, mendukung dari awal. Ini kapasitas saya sebagai liquidity provider,” ujar Pandu.

Franky menambahkan, dirinya memberi dukungan pada debut perdana FORE sebagai perusahaan publik namun diakui tidak terlibat langsung dalam struktur kepemilikan Fore. “Kita berharap ini bisa jadi awal yang baik. Semoga IPO-nya sukses dan memberikan dampak positif untuk ekosistem startup di Indonesia.”

IPO Saat Pasar Terguncang Tarif Trump

Fore Coffe (Dok. Instagram/fore.coffee)

Keputusan FORE melantai di BEI terjadi saat kebijakan tarif Presiden Donald Trump membuat guncangan di pasar ekuitas dunia meski pada awal pekan di pertengahan bulan April 2025 situasi relatif lebih terkendali karena pemerintahan federal AS menghentikan sementara bea impor terhadap berbagai barang elektronik konsumen.

Jeda pada bea masuk untuk barang-barang dari ponsel pintar hingga komputer laptop dan chip menawarkan penangguhan hukuman untuk pasar yang dirusak oleh kebijakan perdagangan Trump.

Wall Street juga tercatat rebound dengan Nasdaq 100 naik 0,9%, dengan saham berjangka Asia memberi petunjuk kenaikan ketika pasar uang dibuka kembali. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meski sempat melemah namun kini bertahan di jalur technical rebound.

Hingga pukul 9.32 waktu Indonesia, Senin, IHSG mampu menguat 72 poin (1,1%) ke level 6.333,9. Nilai transaksi di pasar saham Indonesia telah mencapai Rp2,77 triliun dengan volume mencapai 3,5 miliar saham.

Akhir pekan lalu perdagangan di bursa domestik berakhir di level 6.262,2 atau naik tipis 0,1%. Gejolak sempat terjadi di awal perdagangan pasca libur Lebaran 2025, tepatnya 8 April 2025, hingga BEI memberlakukan trading halt hingga pukul 9.30 waktu Indonesia. Pelemahan IHSG sepanjang pekan lalu tercatat 3,8% dengan aliran modal keluar oleh asing mencapai Rp5,9 triliun.

Analis menyebut ketidakpastian di pasar masih akan tetap tinggi. Pemicu utama adalah faktor global disampaikan Rully Arya dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Emiten BREN, CUAN, dan PTRO, juga menjadi perhatian investor usai Morgan Stanley Capital International (MSCI) mengklarifikasi ketiganya tidak dimasukkan dalam peninjauan MSCI Global Standard Indeksnya pada bulan Mei 2025. Akan tetapi keputusan final implementasi akan akan diumumkan pada tanggal 11 Juli 2025.   

Kurs rupiah juga masih berada di tren pelemahan, dengan terakhir kali ditutup pada Rp16.795/US$. Sepanjang Senin pagi perkiraan tren yang sama tetap berlangsung di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.

Trump kerap membuat heboh dengan keputusan ‘on-off’, seperti pada hari Minggu mengatakan akan tetap mengenakan tarif pada ponsel, komputer, dan barang elektronik konsumen populer.

Sebelumnya disampaikan terkait rencana pengecualian bea masuk untuk barang elektronik yang mencakup sebagian besar ekspor China ke negeri itu.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick pastikan bahwa keputusan itu sifatnya sementara dan akan ada pengumuman lebih lanjut. Tak salah jika pasar skeptis atas kebijakan Trump.

Analis Wedbush, Daniel Ives menyampaikan saat ini tetap lebih baik dibandingkan hari Jumat lalu dan menjadi ‘angin segar’ untuk para investor (khususnya di sektor teknologi).

“Namun,  masih ada ketidakpastian, kekacauan, dan kebingungan tentang langkah selanjutnya di depan dengan semua fokus pada negosiasi tarif China menjadi yang utama.”

“Saya pikir ini adalah penangguhan ‘bersih’, sebagai taruhan bahwa elektronik masih akan lebih rendah dari 125% timbal balik di China dan bahwa perusahaan dapat membangun penyangga sekarang,” kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank. 

Penerima manfaat terbesar di Asia atas kabar terbaru kemungkinan besar adalah China “untuk sementara waktu, tetapi saya tidak akan terlalu terhibur dengan hal ini karena senjata masih dilatih untuk melawan China.”

-Dengan asistensi Whery Enggo Prayogi.

(rtd/red)

No more pages