Olivia Poh-Bloomberg News
Bloomberg, Canva Inc., pemilik aplikasi dan desain edit foto melipatgandakan penawaran atas fitur berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Tujuan Canva, yang akan melakukan penawaran saham perdana, kembali menarik pelanggan korporasi, sekaligus menjaga persaingannya dengan Adobe Inc.
Fitur-fitur baru Canva yang berbasis di Australia ini mencakup AI tool berbasis percakapan, yang merespons perintah suara dan teks untuk mengedit foto, membuat slide deck, dan mengubah ukuran desain.
Tool baru baru Canva, yang mulai diperkenalkan Kamis waktu Los Angeles AS itu juga dapat menghasilkan kode untuk desain aplikasi atau situs web berdasarkan permintaan sederhana.
Canva masuk dalam persaingan untuk mendapatkan pengguna dalam bisnis software kreatif dengan Adobe, yang telah memasukkan model AI Firefly ke dalam aplikasi pengeditan foto dan videonya.
Adobe mengatakan pada bulan Februari bahwa mereka akan mengenakan biaya sekitar 50 sen per video yang dihasilkan oleh AI. Adobe secara terpisah mengumumkan kenaikan harga untuk beberapa aplikasinya.
Saham Adobe telah turun sekitar 25% selama 12 bulan terakhir, didorong oleh sentimen investor yang memburuk seputar persaingan di bidang AI kreatif.
Target Canva Pasca IPO
Sementara itu, saingannya dari Australia, mengandalkan tool AI untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan dan bersiap-siap untuk IPO yang sangat dinanti-nantikan.
Canva, yang terakhir memiliki valuasi US$32 miliar, telah mendapatkan lebih dari 2.000 kontrak perusahaan dengan perusahaan-perusahaan seperti Docusign Inc, Airbnb Inc. dan Bursa Efek New York, kata Chief Operating Officer (COO) dan co-founder, Cliff Obrecht, dalam sebuah wawancara.
Obrecht juga ingin menciptakan ekosistem desain di mana pengguna dapat menggunakan tool untuk membuat aplikasi dan situs web, dengan harapan hal ini dapat membantu tujuan Canva untuk mencapai satu miliar pengguna.
“Kami benar-benar ingin membuktikan beberapa hal penting saat kami menargetkan IPO dalam beberapa tahun ke depan,” kata Obrecht.
“AI telah menjadi penarik yang sangat besar bagi kami dan kami sangat tertarik untuk membangun model dasar kami sendiri.”
Canva, yang diluncurkan pada tahun 2013, mendapatkan banyak peminat karena kemudahan penggunaannya dalam membuat apa saja, mulai dari undangan pernikahan hingga postingan media sosial.
Sejak saat itu, Canva telah muncul sebagai saingan kuat bagi Adobe, pemimpin lama dalam software kreatif untuk para profesional grafis dan seni.
Canva mencatat lebih dari US$3 miliar dalam penjualan tahunan dan sekarang memiliki lebih dari 230 juta pengguna aktif bulanan, menurut perusahaan. Baru-baru ini Canva merekrut mantan Kelly Steckelberg, Chief Financial Officer (CFO) Zoom Video Communications Inc. sebagai eksekutif keuangan utama.
“Kami akan melakukan IPO dalam beberapa tahun ke depan, namun semakin lama kami bisa menundanya, semakin baik,” ujar Obrecht.
“Pasar sangat menghormati dan menghargai kinerja kuartal-ke-kuartal, sedangkan kami lebih suka berpikir jangka panjang.”
(bbn)