“Dari sisi internal, Inalum terus melakukan upaya efisiensi dan prioritisasi biaya serta efisiensi operasional untuk memelihara daya saing perusahaan,” kata dia.
Dari sisi kinerja keuangan, perusahaan pelat merah yang mengurusi bisnis aluminium itu mencatat laba bersih sebesar US$173,29 juta sepanjang 2024. Posisi laba bersih itu lompat 99% dari pencatatan 2023 di angka US$86,80 juta.
Adapun, Inalum membukukan pendapatan sebesar US$715,99 juta sepanjang tahun lalu, naik 9% jika dibandingkan dengan torehan sepanjang 2023 di angka US$544,75 juta.
Lonjakan laba dan pendapatan Inalum sepanjang tahun lalu didorong kenaikan rata-rata harga penjualan atau average selling price di pasar.
Total penjualan aluminium Inalum sepanjang 2024 mencapai 276.381 ton. Angka itu menjadi rekor tertinggi sejak 2013, kala itu penjualan aluminium perseroan menyentuh level 260.651 ton.
Adapun, AS memberikan tarif 32% terhadap Indonesia sebagai mitra dagangnya. Jumlah itu belum termasuk tarif dasar 10% yang dikenakan AS kepada 180 mitra dagang mereka.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia telah melakukan komunikasi dengan United States Trade Representative (USTR) untuk membahas soal tarif resprokal Donald Trump.
"Kedutaan Besar di Indonesia juga sudah melakukan komunikasi dengan USTR, dan tentunya dalam waktu dekat USTR menunggu proposal konkret dari Indonesia," katanya di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (7/4/2025).
Menurut Airlangga, setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan tarif tersebut, banyak negara di dunia yang ingin bertemu dengan AS untuk bernegosiasi.
Indonesia dan Asean juga memilih untuk menempuh hal tersebut dan tidak menerapkan kebijakan retaliasi.
(naw/wdh)































